Saturday, May 24, 2014

Makalah STMJ



I.     PENDAHULUAN


1.1.   Latar Belakang
          Hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti mengetahui dan pernah merasakan minuman khas Jogjakarta yaitu STMJ ( susu telor madu jahe ). Minuman kesehatan ini sudah banyak menyebar khususnya didaerah Jogja, malang, jember dan lain- lain. kebanyakan warung yang menjual minuman ini tersebar dipusat kota atau dekat kampus. STMJ disamping menyehatkan juga dapat menyegarkan, menghangatkan badan dan pengganti sel rusak/ Vitalitas. Campuran dari Susu, telor, madu dan jahe ini sangat diminati mahasiswa yang notabennya senang berkumpul dimalam hari.
            STMJ merupakan campuran antara Susu, Telur, Madu dan Jahe ini sangatlah populer di kalangan anak muda maupun orang dewasa yaitu sebagai pengusir angin dari dalam tubuh dan merupakan minuman kesehatan dengan rasa yang pas dan lebih nikmat bila dihidangkan dalam keadaan panas dan diminum dalam suasana udara yang sangat dingin.
            Minuman khas Jogjakarta ini telah populer di masyarakat kota Tenggarong dan sekitarnya walaupun warung - warung pinggir jalan dan toko - toko jamu yang menjual  minuman ini masih sedikit. Dari itu penulis tertarik untuk mengetahui analisis usahatani dari usaha warung STMJ (Susu Telur Madu Jahe) Pak Eko. Tujuan utama dari analisis usaha tani untuk mengetahui tentang bagaimana para pengusaha mengalokasikan faktor - faktor produksi yang mereka miliki untuk memperoleh keutungan usaha yang tinggi termasuk didalamnya pencapaian tingkat return cost (R/C) ratio. Maka penulis melakukan penelitian ke lapangan dengan judul sebagai berikut : “ Analisis Usaha STMJ (Susu Telur Madu Jahe) Pak Eko di Jalan Imam Bonjol Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara”.

1.2.   Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang ,maka dapat dikemukakan permasalahan sebagai berikut :
1.      Bagaimana prospek penjualan STMJ ?
2.      Apa saja yang  harus disiapkan dalam penjualan STMJ ?
3.      Bagaimana analisis SWOT dalam persaingan sesama pedagang ?
4.      Bagaimana saluran distribusi dalam penjualan STMJ ?
1.3.   Tujuan Penelitian
       Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui prospek penjualan STMJ.
2.      Untuk mengetahui apa saja yang disiapkan dalam penjualan STMJ.
3.      Untuk mengetahui cara mnganalisis kekuatan dan kelemahan, ancaman dan peluang dalam persaingan.
4.      Mengetahui saluran distribusi dalam penjualan STMJ.
1.4.   Manfaat Penelitian
       Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.      Sebagai bahan informasi dan sumbangan pemikiran bagi orang yang ingin membuat usaha dan perusahaan yang bergerak dibidangnya, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan dimasa yang akan datang.
2.      Sebagai sumber referensi dan informasi bagi pihak- pihak yang ingin meneliti mengenai masalah yang erat hubunganya dengan masalah ini.
3.      Dengan penelitian ini menambah ilmu pengetahuan dan wawasan bagi peneliti bahwa pentingnya manajemen usaha tani untuk usaha skala kecil maupun skala besar.
4.      Untuk pengalaman usaha,apa bila bisa dijadikan proyek usaha yang baik kedepan nya.


II.  TINJAUAN PUSTAKA

2.1.  Tinjauan  Umum  STMJ (Susu Telur Madu Jahe)
STMJ merupakan campuran antara Susu, Telur, Madu dan jahe dan hampir seluruh masyarakat Indonesia pasti mengetahui dan pernah merasakan minuman khas Jogjakarta ini STMJ ( susu telor madu jahe ). Minuman kesehatan ini sudah banyak menyebar khususnya didaerah Jogja, malang, jember dan lain- lain. kebanyakan warung yang menjual minuman ini tersebar dipusat kota atau dekat kampus. STMJ disamping menyehatkan juga dapat menyegarkan, menghangatkan badan dan pengganti sel rusak/ Vitalitas. STMJ kalo di Indonesia merupakan minuman kesehatan yang dimana dari bahannya sendiri dari Susu Telur Madu dan Jahe banyak khasiatnya.
Adapun khasiat dari masing – masing bahan minuman dari  STMJ (Susu Telur Madu Jahe) adalah sebagai berikut :
1.    Susu
Sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa susu adalah salah satu sumber nutrisi yang  penting bahkan sejak kita dilahirkan di muka bumi ini. 
Susu adalah sumber protein dan vitamin B yang penting untuk sumber energi, dan kalsium yang yang berfungsi dalam menjaga kesehatan tulang. 
2.    Telur 
Telur memiliki kandungan gizi yang sangat penting seperti karbohidrat, protein, dan delapan macam asam amino esensial. Selain itu, telur juga mengandung vitamin dan mineral, seperti vitamin A, riboflavin, asam folat, vitamin B6, vitamin B12, kolin, besi, kalsium, fo sfor, dan potasium. Kuning telur juga banyak mengandung vitamin A, D, dan E.




Fungsi telur ayam kampung untuk kesehatan :
·         Dapat menyembuhkan penyakit jantung kroner, kencing manis, maag atau usus besar.
·         Selain mengandung sumber energi juga mengandung sumber protein yang cukup. Energi yang dipakai untuk mengganti energi yang digunakan aktifitas dan berpikir sedangkan proteinnya diperlukan utntuk mengganti bagian organ yang rusak.
·         Mempunyai kandungan kolesterol yang cukup tinggi pada (kuning telur).
·         Membantu mengatasi kelelahan dan kecapaian tubuh
Fungsi telur bebek untuk kesehatan :
·         Secara medis telur bebek malah bisa dijadikan alat bantu vitalitas
3.    Madu
Madu tersusun atas beberapa senyawa gula seperti glukosa dan fruktosa serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, kalsium, natrium, klor, belerang, besi, dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas nektar dan serbuk sari. Di samping itu, dalam madu terdapat pula sejumlah kecil tembaga, yodium, dan seng, serta beberapa jenis hormon. Kelebihan madu yang lainnya adalah mudah dicerna, rendah kalori, berdifusi lebih cepat melalui darah, membantu pembentukan darah, dan membunuh bakteri. Royal Jelly yang biasanya terdapat dalam madu juga berfungsi untuk menanggulangi masalah yang disebabkan oleh kekurangan jaringan atau kelemahan tubuh.
4.    Jahe
Khasiat jahe yang telah terbukti adalah dapat mengurangi rasa mual, mengobati masuk angin, mencegah rematik, dan juga meningkatkan nafsu makan. Zat aktif dalam jahe yang kaya manfaat itu berasal dari gingerol, zingerone, dan shogaol. Gingerol sendiri berfungsi sebagai analgesik, bahan sedatif, antipiretik, dan juga antibakteri.
Dalam penelitan ini bahwa kebanyakan orang Tenggarong telah  mengenal minuman khas Jogjakarta ini yaitu STMJ. Warung STMJ Pak Eko  yang beralokasikan di Jalan Imam Bonjol  berdiri dari tahun 2004 sampai dengan sekarang. Namun Warung STMJ Pak Eko  ini mulai terkenal 5 tahun belakangan ini setelah Pak Eko  mengubah bahan baku jahe STMJ dari jahe putih ke jahe merah dikarenakan rasa dari  jahe merah lebih pedas dibanding jahe putih. Bapak Eko Sujatmiko mengatakan bahwa dengan mengeluarkan uang Rp. 10.000,00. minuman STMJ sudah siap saji dalam kondisi panas.
 Bapak Eko menjelaskan, minuman STMJ ini menggunakan bahan baku jahe merah yang diolah dengan cara ditumbuk kemudian disaring menggunakan kain dan air saringannya di masak sebanyak 3 drijen atau 5 liter air, kemudian dicampur dengan 2 kilogram gula merah dan 1 kilogram gula putih yang dimasak didalam gentong hingga masak atau mengeluarkan aroma jahe.
Proses pembuatan STMJ di warung Pak Eko adalah kuning telur ayam kampung dikocok ditambah setengah sendok air jeruk nipis agar tidak berbau amis kemudian ditambah susu 1 setengah sendok dan madu 1 setengah sendok, dan dicampur air rebusan jahe yang sudah disiapkan sebelumnya dalam keadaan panas dan STMJ pun siap disajikan.
Jika pelanggan menginginkan stamina dan vitalitas tetap kuat maka STMJ   tersebut itu pun menggunakan kuning telur bebek dengan harga Rp.12.000,-.
Berdasarkan hasil pernyataan ahli kesehatan, Bapak Eko Sujatmiko mengakui, STMJ yang di jualnya itu memiliki khasiat antara lain ;
a.       Dapat menyembuhkan masuk angin.
b.      Untuk merangsang ibu hamil untuk melahirkan (menggunakan rebusan air jahe merah saja).
c.       Menambah stamina tetap kuat.


2.2.   Tinjauan Umum  Jahe bahan baku STMJ (Susu telur madu jahe)
Jahe (Zingiber officinale  Rosc.) merupakan rempah-rempah Indonesia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam bidang kesehatan. Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun berbatang semu dan termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).  Jahe berasal dari Asia Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. ( Paimin, 2008). 
Nama daerah.  Zingiber  officinale  Rosc. mempunyai  nama  umum  atau  nama Jahe, dengan aneka sebutan  misalnya  Aceh (halia), Batak karo (bahing), Lampung (jahi),  Sumatra Barat (sipadeh atau sipodeh),  Jawa  (jae),  Sunda  (jahe),  Madura  (jhai),  Bugis  (pese)  dan   Irian (lali)   (Muhlisah F, 2005).
Deskripsi jahe. Tanaman  jahe termasuk keluarga  Zingiberaceae    yaitu    suat  tanaman   rumput - rumputan   tegak   dengan ketinggian 30 -75 cm, berdaun sempit memanjang menyerupai pita, dengan panjang 15 – 23 cm, lebar lebih kurang dua koma lima sentimeter, tersusun teratur dua baris berseling, berwarna hijau bunganya kuning kehijauan dengan bibir bunga ungu gelap berbintik-bintik putih kekuningan dan kepala sarinya berwarna ungu. Akarnya yang bercabang-cabang   danberbau  harum,  berwarna  kuning  atau  jingga  dan  berserat (Paimin, 2008 ; Rukmana 2000).








2.2.1.      Taksonomi Tanaman Jahe
Sistematika Tanaman Rimpang Jahe :
Divisi                            : Spermatophyta
Subdivisi                      : Angiospermae
Kelas                            : Monocotyledonae
Ordo                             : Musales
Family                          : Zingiberaceae
Genus                           : Zingiber
Spesies                         : officinale  
2.2.2.      Jenis – Jenis Jahe
Berdasarkan  ukuran, bentuk dan  warna rimpang, jahe  dibedakan menjadi
tiga  jenis yaitu :
1.     Jahe putih/kuning besar  disebut juga jahe gajah atau jahe badak.
Ditandai ukuran rimpangnya besar dan gemuk, warna kuning muda  atau    kuning, berserat halus dan sedikit. Beraroma tapi berasa kurang tajam.  Dikonsumsi baik  saat  berumur muda maupun tua, baik sebagai jahe segar maupun olahan. Pada  umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku makanan dan minuman.
2.     Jahe kuning kecil disebut juga jahe sunti atau jahe emprit.
     Jahe  ini  ditandai  ukuran  rimpangnya termasuk katagori sedang, dengan bentuk  agak pipih, berwarna putih, berserat lembut, dan beraroma serta berasa tajam. Jahe ini selalu dipanen setelah umur tua.  Kandungan  minyak  atsirinya lebih   besar  dari  jahe  gajah, sehingga  rasanya  lebih  pedas.  Jahe  ini  cocok untuk ramuan  obat- obatan, atau diekstrak oleoresin dan minyak atsirinya.
3.     Jahe merah.
Jahe  merah  ditandai dengan ukuran rimpang  yang kecil, berwarna merah  jingga,   berserat     kasar,    beraroma  serta  berasa       tajam   (pedas). Dipanen     setelah  tua  dan memiliki minyak atsiri yang sama dengan jahe kecil sehingga     jahe merah pada umumnya dimanfaatkan sebagai bahan baku obat-obatan.
2.2.3.  Botani tanaman jahe.
 Jahe merupakan tanaman herbal  tahunan yang tumbuh pada lahan dataran rendah sampai menengah (300-900 m dpl). Di Indonesia dikenal tiga tipe jahe yang didasarkan atas ukuran dan warna rimpang, yaitu jahe putih besar, jahe putih kecil dan jahe merah.  Jahe putih kecil dan jahe merah sebagian besar dimanfaatkan dalam industri minuman penyegar dan bahan baku indutri OT, herba terstandar maupun fitofarmaka (Bermawie et al. 2006). Jahe putih besar, di Jawa Barat dikenal dengan nama umum jahe badak tapi di Sumatera disebut jahe gajah.  Nama lainnya yaitu jahe ganyong dan jahe lempung di Kuningan, jahe kapur di Jawa Timur. Ukuran jahe ini jauh lebih besar dan bentuknya lebih gemuk, demikian pula aroma dan rasanya kurang tajam dibanding kedua jenis lainnya.  Jahe ini banyak digunakan untuk sayur, makanan, minuman, permen dan rempah-rempah (Januwati 1991). Jahe putih besar mempunyai rimpang yang tumbuh bergerombol pada pangkal batangnya, berdaging dan berukuran tebal serta bercabang tidak beraturan.  Ukuran panjang dan lebar rimpang jahe putih besar berkisar antara 15.83 – 32.75 cm dan 6.20 – 11.30 cm. Jahe putih kecil 6.13 – 31.70 cm dan 6.38 – 11.10 cm, sedangkan jahe merah 12.33 – 12.60 cm dan 5.26 – 10.40 cm (Rostiana  et al. 1991). Berdasarkan pengamatan sitologi,  kromosom jahe berjumlah 2n=22 (Ajijah  et al. 1997)  kecuali pada species  Zingiber miogaberjumlah 2n=55 (Peter et al.  2007). 


Tanaman jahe mempunyai batang semu (pseudostems) yang berbentuk bulat. Tegak, tidak bercabang, berwarna hijau muda, sering kemerahan padabagian dasar.  Setiap batang umumnya terdiri dari 8 -12 helai daun (Rostiana et al.1991; Sumeru 1995;  Peter  et al. 2007). Tinggi  tanaman  ini  rata-rata 68.63 ± 12.5 cm.  

2.3.  Tinjauan Teori

2.3.1.   Pengertian produksi
            Soeharno (2007) menyatakan bahwa produksi adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi, yaitu kapital, tenaga kerja, teknologi, dan managerial skill. Produksi merupakan usaha untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk (form utility), memindahkan tempat (place utility) dan penyimpanan (store utility)
            Beattie dan Taylor (1994) produksi yaitu proses kombinasi dan koordinasi materi - material dan kekuatan – kekuatan (input, faktor, sumber daya, atau jasa – jasa produksi) dalam pembuatan suatu barang atau jasa output atau produk.
2.3.2.   Biaya produksi
Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang harus dikeluarkan atau dikorbankan untuk menghasilkan barang dan jasa (Mankiw,2003). Menurut Suparmoko (1996) menyatakan bahwa biaya produksi sangat penting karena tujuan perusahaan mencapai laba maksimum hanya dapat di mengerti bila memahami tingkah laku penerimaan perusahaan dan biaya produksi dalam menghasilkan barang.
Menurut Supari (2001) biaya produksi di katagorikan dalam bentuk sebagai berikut :
a. Biaya Tetap (Fixed Cost),ialah biaya yang harus dikeluarkan oleh badan usaha yang besarnya tetap dan tidak tergantung pada prestasi yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap : pajak bumi dan bangunan, gaji karyawan tetap, premi asuransi, penyusutan bangunan, serta berbagai penyusutan aktiva tetap bergerak (mobil,mesin mesin, cold storage) dan lain sebagainya.
b. Biaya Tidak Tetap (Variable Cost),ialah biaya yang terkait secara langsung dengan variasi dalam keluaran. Artinya, semakin besar pengeluaran maka makin besar pula biaya variabelnya. Contoh dari biaya tidak tetap :Biaya baahan langsung,upah langsung, bahan bakar, untuk listrik,air dan lain sebagainya.
2.3.3.      Penerimaan
             Menurut Boediono (1982) penerimaan adalah jumlah uang yang diterima produsen dari hasil penjualan outputnya. Soekartawi (1995) menyatakan bahwa penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dangan harga jual. Menurut Mubarak, F. (2001) bahwa penerimaan adalah jumlah uang yang diterima dari penjualan sejumlah output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang di peroleh oleh perusahaan hasil dari penjualan produksinya.
2.3.4.      Keuntungan
 Menurut Rosyidi,S.(1981) keuntungan yang di artikan sebagai suatu kelebihan revenue (penerimaan) cost (biaya). Keuntungan adalah penerimaan total  dikurangi seluruh biaya (N.Gregory Mankiw,2003). Selanjutnya Supari (2001)
menyatakan bahwa hasil penjualan yang bisa menutup semua biaya dan masih ada sisa lebihnya.
2.4. Prosfektif masa depan.
Usaha ini adalah usaha yang lebih mengutamakan produksi yang berkelanjutan dan punya prospek yang baik. Dari produk olahan STMJ berbeda dengan STMJ lain nya.
Dengan sistem manajemen yang terkontrol kualitas yang terjaga maka usaha ini akan berpotensi hingga masa depan . Dengan manajemen yang diterapkan pada tiap bagian dari usaha ini, dari mulai manajemen dalam bahan baku, hingga pemasaran, maka usaha apa pun akan dapat bertahan menghadai persaingan baik dengan sesame produsen STMJ maupun dengan produk baru lain nya.
Untuk hal ini STMJ merupakan minuman berkhasiat dan menjadi banyak pilihan masyarakan menjadikan STMJ minuman herbal yang sehat serta berkhasiat.
2.5. Analisis persaingan.
Seorang pengusaha harus jeli dalam melihat kesempatan dalam pasar untuk menjalakan sebuah usaha.
Persaingan dengan pengusaha lain bisa diatasi dengan terancana dengan melakukan efesiensi serta peningkatan produk yang diolah,dalam hal ini STMJ olahan yang melalui proses yang panjang, namun tidak melupakan akan ke alamian dari produk ini.
Efesiensi dari tenaga terampil yang sudah bisa menyiapkan bahan baku hingga ke proses penyajian kepada pelanggan. Untuk hal ini cita rasa menjadi daya tarik yang kuat agar pelanggan merasa puas dan merasa lebih nyaman setelah meminum STMJ.
Packing yang lebih baik bisa menarik minat, mungkin bisa menggunakan gelas plastic yang aman,agar pembeli bisa membawa pulang atau bisa dinikmati dalam perjalanan.
2.5.1. Segmentasi pasar yang akan dimasuki.
Segmen pasar yang di incar kalangan bawah hingga atas, dimana STMJ bisa diminum oleh siapapun, terkecuali anak balita.
Produk yang diolah yaitu STMJ dipasarkan secara langsung dijual ditempat,jadi produk ini langsung berhadapan dengan konsumen dalam proses penjualan.
STMJ juga dapat dipasarkan dalam olahan bubuk STMJ namun dalam hal ini yang harus dilihat adalah tenaga ahli, peralatan, menjadi hal yang perlu dipikirkan untuk mencoba STMJ bubuk.
Dalam kemasan masih menggunakan palstik gula, mungkin untuk bisa memudah kan pelaggan yang dalam perjalanan untuk bisa menikmati, bisa menggunakan gelas plastic dengan tutup.
2.5.2.  Estimasi kelancaran usaha.
Kelancaran usaha tidak hanya ditentukan dari lancarnya penjualan, namun dari proses produksi follow-up nya. Otomatis penjaualan lancer apabila produksi bejalan lancar.
Kelancaran produksi bisa ditentukan oleh penggunaan mesin yang dapat menghemat biaya tenaga kerja, memerlukan tenaga yang terampil dan disiplin hingga olahan STMJ bisa sesuai dengan resep yang ada.
Kelancaran dari suplai bahan baku utama STMJ yaitu jahe menjadi hal yang cukup diperhatikan karena tanaman jahe sekarang harganya cukup tinggi, untuk itu mungkin bisa dipikirkan untuk bisa mempunyai bahan baku sendiri, hal ini untuk bisa berjaga apa bila suplau jahe dipasar tidak ada.
Gelas plastic dengan tutup mungkun bisa jadi pilihan untuk kemasan bagi pelanggan yang mau meminum STMJ di perjalanan.
2.5.3.       Penetapan harga jual.
Penetapan harga jual dilakaukan denaga cara memperhitungkan bahan baku, upah tenaga kerja, proses produksi, pengemasan, pemasaran, jika perlu biaya transportasi juga dihitung.
Semua yang sudah teridentifikasi dapat dihitung hinggaa bisa didapat harga satuan minimal (modal yan digunakan). Selanjutnya kita bisa menentukan harga jual setelah dihitung keuntungan yang ingin kita peroleh.
Penetapan harga harus dilakukan sehingga tidak terjadi kesenjangan antara harga produk yang harus dibayar konsumen secara langsung.
Dalam penentuan harga jual diperhitungkan harga yang cukup tinggi akan membuat konsumen berpikir untuk mencoba atau pun membeli produk yang dijual.
2.6.       Analisis SWOT.
Analisis SWOT merupakan identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan didasarkan pada logic yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opprtunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan acaman (threats).
Proses penyusunan perencanaan strategis melalui 3 tahap,yaitu :
1.      Tahap pengumpulan data.
Data eksternal : Analisis pasar
                           Analisis competitor
                           Analisis komunitas
                           Analisis pemasok
                           Analisis pemerintah
                           Analisis kelompok kepentingan tertentu
Data internal : Laporan keuangan
                          Laporan kegiatan sumberdaya manusia
                          Laporan kegiatan oprasional
                          Laporan kegiatan pemasaran
2.      Tahap analisis
3.      Tahap pengambilan keputusan
2.6.1.      Penerapan analisis SWOT.
Dalam analisis SWOT kali ini saya akan mencoba menganalisis usaha penjualan STMJ bubuk jadi. Sebagai pengecer dalam kegiatan expo mata kuliah manajemen pemasaran.

Analisis lingkungan internal :
1.      Strengths (kekuatan)
Ketersediaan barang produksi terjamin.
Personel memiliki pengalaman berdagang di expo sebelumnya.
Lokasi expo yang akan dilaksanakan mendukung.
Rasa dan kemasa lebih inovatif dan unik.
2.      Weakness (kelemahan)
Modal yang tidak terlalu besar.
Kurang nya pengetahuan manajemen.
Sistem penjualan belum jelas.
Analisis lingkungan internal :
1.      Opportunities (peluang)
Masyarakat tenggarong masih suka minum-minuman sehat.
Dalam malam hari menjadi sangat pas menikmati STMJ.
2.      Threath (persaingan)
Persaingan antara produk competitor akan saling menggeserkan.
Tindak criminal.
Hubungan baik dengan konsumen.
Kondisi cuaca.










·         Analisis SWOT usaha STMJ.
-          IFAS.
Faktor- faktor strategi internal
Bobot
Rating
B x R
Komentar
Kekuatan :
·         Ketersediaan barang produksi terjamin
·         Personel memiliki pengalaman bedagang di expo sebelumnya
·         Lokasi expo yang akan dilaksanakan mendukung
·         Rasa dan kemasan lebih inovatif


9

4



5


5

4

2



2


2

37

8



10


10

ketersediaan barang adalah hal yang terpenting.

Total


65

Kelemahan :
·         modal yang tidak terlalu besar
·         kurangnya pengetahuan manajemen
·         sistem penjualan belum jelas



9

5


5


4

4


3


37

20


15


Lambat dalam peambahan barang
Total


62


Internal : 65 – 62 = 3
-          EFAS
Faktor-faktor strategi internal
Bobot
Rating
B x R
Komentar

Peluang :
·         Masyarakat tenggarong masih suka minum-minuman sehat.
·         Dalam malam hari menjadi sangat pas menikmati STMJ.



8


8

4


4

32


32

Hubungan baik dengan konsumen harus dipertahan kan.
Total


62

Ancaman :
·         Persaingan antara produk competitor akan saling menggeserkan.
·         Tindak criminal.
·         Hubungan baik dengan konsumen.
·         Kondisi cuaca.



7


5
3

3


4


2
4

4


28


10
12

12

Perlu hati-hati dengan pesaing yang ada.
Total


62


Eksternal : 62 – 62 = 0



Jadi berdasar kan analisis SWOT :
Peluang
 
                                                   
 







                      



Ancaman
 
 





Disvrtifikasi : harus meningkat kan dalam distribusi.




III.  METODE PENELITIAN

3.1.  Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan  pada lokasi penelitian pada Warung STMJ Pak Eko di Jalan Imam Bonjol Tenggarong.
3.2.  Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian makalah ini meliputi data primer dan data sekunder.
1.    Data primer
Pengumpulan data primer dilakukan secara  langsung dengan cara studi lapangan dengan cara mendatangi objek penelitian dan melakukan pengamatan secara langsung serta di Warung STMJ Pak Eko serta mengadakan wawancara dengan Bapak Eko Sujatmiko sendiri, dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah kami susun sesuai dengan tujuan dari penelitian laporan  praktikum kami.
2.    Data Sekunder
Sumber / bahan untuk data sekunder dalam penelitian laporan praktikum dengan cara metode pustaka, laporan  ilmiah yang berkaitan dengan penelitian, serta data dari internet.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan dua cara, yaitu :
1.    Field Work Research, yaitu dengan cara mengadakan wawancara (interview) kepada pemilik Warung STMJ Pak Eko dengan menggunakan quisioner serta dengan melakukan observasi yang kesemuanya diiringi dengan pencatatan sedetail mungkin.
2.    Library Researh, yaitu pengumpulan yang dilanjutkan dengan pengutipan bagian – bagian isi yang relevan dan bermanfaat bagi penerapan data analisis.


No comments:

Post a Comment