Saturday, May 24, 2014

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BALITSEREAL MAROS”

” PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI BALITSEREAL MAROS” PROPOSAL SKRIPSI 

Diajukan sebagai salah satu syaratuntuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen ( STIM )YAPIM Maros

Disusun Oleh :AMIRUDDINNIM.096 120 1001 
JURUSAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIASEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN ( STIM ) YAPIMMAROS BAB I PENDAHULUAN 

 1. Latar Belakang 
 A. Latar Belakang Masalah Pemberian motivasi berarti telah memberikan kesempatan terhadap pegawai yangmenjadi bawahannya sehingga pegawai bisa dan mampu mengembangkankemampuannya. Motivasi secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kondisiataupun tindakan yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan ataukegiatan semaksimal mungkin pegawai untuk berbuat dan berproduksi. Perananmotivasi adalah untuk mengintensifkan hasrat dan keinginan tersebut, oleh karena itudapat disimpulkan bahwa usaha peningkatan semangat kerja seseorang akan selaluterkait dengan usaha memotivasinya sehingga untuk mengadakan motivasi yang baik perlu mengetahui kebutuhan-kebutuhan manusia. McClelland (dalam Robbins, 1995:87) memusatkan pada tiga kebutuhan manusia yaitu:1. Kebutuhan prestasi, tercermin pada keinginan pegawai mengambil tugas yangdapat di pertanggung jawabkan secara pribadi atas perbuatan perbuatannya; 2. Kebutuhan afiliasi, kebutuhan ini ditunjukkan adanya keinginan untuk bekerjasama, senang bergaul, berusaha mendapatkan persetujuan dari orang lain,melaksanakan tugas-tugasnya secara lebih efektif bila bekerja dengan orang-oranglain dalam suasana kerjasama; dan3. Kebutuhan kekuasaan, kebutuhan ini tercermin pada seseorang yang inginmempunyai pengaruh atas orang-orang lain.Seorang pegawai mungkin melaksanakan pekerjaan yang diberikan kepadanyadengan baik dan ada yang tidak tujuan instansi dapat tercapai bila pegawai dapatmelaksanakan tugas dengan baik, tetapi bila tidak maka pimpinan instansi perlumengetahui penyebabnya. Biasanya penurunan semangat dapat terjadi karena kurangdisiplin yang disebabkan oleh turunnya motivasi pegawai tersebut untuk itu pimpinaninstansi harus dapat memberikan suatu motivasi kepada pegawainya sekaligusmemberikan kepuasaan kerja terhadap pegawai sehingga dapat memberikan gairahkerja pegawai. Untuk dapat mengembangkan dan memberdayakan SumberdayaManusia, diperlukan motivasi kerja dan kepuasan kerja pegawai. Menurut Armstrong(1998: 97) menyatakan bahwa seorang pegawai yang tidak puas atas pekerjaannyadapat dimotivasi bekerja lebih baik lagi untuk memperbaiki dirinya.Maka dengan adanya motivasi tinggi dan kepuasan kerja yang baik tercermin darirasa tanggung jawab dan gairah kerja yang menciptakan suatu keinginan untuk bekerja dan memberikan sesuatu yang terbaik untuk pekerjaannya. Pentingnyamotivasi dan kepuasan kerja menuntut pimpinan instansi untuk peka terhadap kepentingan pegawai. Pimpinan instansi melakukan pedekatan tidak hanya terhadappegawai tetapi juga terhadap keluarga dan lingkungannya sehingga instansi tahu apayang menyebabkan pegawai termotivasi dalam bekerja.Motivasi yang tepat dan baik dapat meningkatkan dan menumbuhkan semangat kerjapegawai dan kepuasan kerja pegawai, dan akan menambah semangat kerja pegawaidalam bekerja karena dengan adanya gaji atau upah yang sesuai bagi pegawai makadengan demikian akan tercapai kinerja pegawai yang tinggi. Jadi dapat disimpulkanbahwa motivasi dan kepuasan kerja merupakan faktor penentu dalam mencapaikinerja pegawai.Diharapkan dengan adanya motivasi dan kepuasan kerja dapat mencapai tujuaninstansi yang diinginkan. 

B. Perumusan Masalah Dari latar belakang masalah, perumusan dalam penelitian ini adalahsebagai berikut: 

C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi InstansiManfaat bagi instansi yang diharapkan adalah dapat memberikankontribusi bagi pihak manajemen dalam menerapkan strategi dalammemotivasi pegawai sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerjapegawai di BALITSEREAL Maros2. Bagi AkademisiDari hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensiatau kajian bagi penelitian-penelitian berikutnya mampu memperbaiki danmenyempurnakan kelemahan dalam penelitian ini. Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab kerja terhadap instansi .Menurut Soeprihanto dalam Utomo (2006) ada beberapa aspek yang digunakan untuk mengukur kinerja pegawai yaitu: prestasi kerja, rasa tanggung jawab, kesetiaan danpengabdian, kejujuran, kedisiplinan, kerja sama dan kepemimpinan.

 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah hal-hal yang dapat membedakan atau membawa variasipada nilai (Sekaran, 2006). Penelitian ini menguji dua variabel yaitu variabelindependen dan varibel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalahadalah motivasi dan kepuasan kerja, sedangkan variabel dependen adalah kinerjapegawai.Definisi operasional adalah operasionalisasi konsep agar dapat diteliti atau diukurmelalui gejala-gejala yang ada. Definisi operasional yang digunakan untuk penelitianini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi:. 1. Motivasi Menurut Luthans (2006) motivasi adalah proses sebagai langkah awal seseorangmelakukan tindakan akibat kekurangan secara fisik dan psikis atau dengan kata lainadalah suatu dorongan yang ditunjukan untuk memenuhi tujuan tertentu. Indikatoryang digunakan untuk mengukur variabel motivasi adalah persepsi mengenai adanyatantangan pekerjaan, persepsi mengenai kemampuan pegawai untuk mengatasikesukaran, dan persepsi mengenai motif berdasarkan uang. 2. Kinerja pegawai Menurut Moh As’ad (2003), kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan. Indikator yang digunakandalam penelitian ini adalah kualitas, kuantitas, ketepatan waktu, keterampilan dantingkat pengetahuan pegawai, dan standar profesional kerja. 3.2. Populasi dan SampelPopulasi dan sampel diperlukan dalam sebuah penelitian untuk mengumpulkan datadari variabel yang diteliti. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkanoleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1999).Populasi penelitian ini adalah pegawai bagian operator yang berjumlah 287 orangpada PT. Coca Cola Amatil Indonesia (Central Java).Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel merupakan sebagiandari populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap bisamewakili populasi (Sugiyono, 1999). Dalam menentukan sampel diperlukan suatumetode pengambilan sampel yang tepat agar diperoleh sampel yang representatif dandapat menggambarkan keadaan populasi secara maksimal.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposivesampling. Menurut Sugiyono (1999) purposive sampling adalah teknik penentuansampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tersebut antara lain :1. Pegawai yang dijadikan sebagai responden merupakan pegawai PT. Coca ColaAmatil Indonesia bagian operator instansi.2. Pegawai yang dijadikan responden adalah pegawai dengan masa kerja lebih dari 1tahun. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama kerja adalah dianggap sebagai masapercobaan.Pengambilan sampel harus sesuai dengan kriteria tersebut, karena akan berpengaruhpada variabel yang akan diteliti. Penentuan jumlah sampel dapat dihitung daripopulasi tertentu yang sudah diketahui jumlahnya. Menurut rumus Yamane(Ferdinand, 2006) adalah sebagai berikut:n = 21NdN+ lv Keterangan :n : Jumlah SampelN : Populasid : Margin of Error Maximum, yaitu tingkat kesalahan maksimum yang masih bisaditolerir (ditentukan 10 %)Berdasar data yang diperoleh jumlah anggota yang telah diketahui dapat ditentukan jumlah sampel untuk penelitian ini adalah:n = = 74. 287 .1+287 (0,10)2* Jumlah Sampel yang diambil adalah sebanyak 74 responden3.3. Jenis dan Sumber DataJenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. Data PrimerData primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan ataulangsung melalui obyeknya. Pengumpulan data ini biasanya dilakukan denganmembagikan kuesioner kepada obyek penelitian dan diisi secara langsung oleh yangresponden.2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung atau melalui mediaperantara. Data yang didapatkan dari arsip yang dimiliki organisasi/instansi, studipustaka, penelitian terdahulu, literatur, dan jurnal yang berhubungan denganpermasalahan yang diteliti. Data sekunder berupa jumlah pegawai, tingkat absensi,dan profil instansi.3.4. Metode Pengumpulan DataMetode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:1. WawancaraTeknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan teknik pengumpulan datadengan cara menggunakan pertanyaan lisan kepada subyek penelitian. Hal inidilakukan untuk mendapatkan gambaran dari permasalahan yang biasanya terjadikarena sebab-sebab khusus yang tidak dapat dijelaskan dengan kuesioner.2. KuesionerTeknik pengumpulan data dengan kuesioner merupakan satu teknik pengumpulandata dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden, dengan harapanresponden akan memberikan respon terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner.Dalam kuesioner ini nantinya akan digunakan model pertanyaan tertutup, yaknibentuk pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawaban sebelumnya, sehinggaresponden dapat memilih salah satu dari alternatif jawaban tersebut.Dalam pengukurannya, setiap responden diminta pendapatnya mengenai suatupernyataan, dengan skala penilaian dari 1 sampai dengan 7. Tanggapan positif (maksimal) diberi nilai paling besar (7) dan tanggapan negatif (minimal) diberi nilaipaling kecil (1).Skala Pengukuran Persepsi Responden (Skala Likert 1 s.d 7) Sangat tidak setuju Sangat setuju1 2 3 4 7Dalam penelitian ini, untuk memudahkan responden dalam menjawab kuesioner,maka skala penilaiannya sebagai berikut:Skala 1-3 : Cenderung Tidak SetujuSkala 4 : Ragu-raguSkala 5-7 : Cenderung Setuju3.5. Metode Analisis DataAnalisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yanglebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dengan menggunakan metode kuantitatif,diharapkan akan didapatkan hasil pengukuran yang lebih akurat tentang respon yangdiberikan oleh responden, sehingga data yang berbentuk angka tersebut dapat diolahdengan menggunakan metode statistik.3.5.1. Uji Validitas dan Uji ReliabilitasUji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatukuesioner dinyatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkansesuatu yang akan diukur untuk kuesioner tersebut (Ghozali, 2006).Sedangkan uji reliabilitas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur kuesioneryang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakanreliabel atau handal jika jawaban seseoranglviii Tidak membuat kekeliruan A. Kerangka Konsep Menurut Masri Singarimbun (1982). “Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu, sehingga dapat dipakai untuk menggambarkan barbagai fenomena yang sama.” Konsep merupakan suatu kesatuan pengertian tentang suatu hal atau persoalan yang dirumuskan. Dalam merumuskan kita harus dapat menjelaskannya sesuai dengan maksud kita memakainya. Jika kerangka teori digunakan untuk memebrikan landasan atau dasar berpijak penelitian yang akan dilakukan, maka “konsep” dimaksudkan untuk menjelaskan makna dan maksud dari teori yang dipakai, untuk menjelaskan kata-kata yang mungkin masih abstrak pengertian dalam teori tersebut. B. Hipotesis 1. Pengertian Suryabrata (1983), “Hipotesis” adalah jawaban sementara terhadap masalah yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. 2. Kegunaan Hipotesis a. Hipotesis memebrikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta memudahkan perluasan pengetahuan dalam suatu bidang. b. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang dapat diuji langsung dalam penelitian. c. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian d. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan hasil penyidikan. 3. Cara Memperoleh Hipotesis Penyidikan bisa berasal dari masalah-masalah praktis, dari situasi tingkah laku yang diamati, dari penelitia yang sebelumnyaatau dari teori-teori. a. Hipotesis Induktif, yakni peneliti dalam merumuskan hipotesis sebagai suatu generalisasi dari hubungan-hubungan yang diamati. b. Hipotesis Deduktif, yaitu Hipotesis yang dirumuskan berasal dari teori-teori. 4. Ciri-ciri Hipotesis yang Baik Dalam merumuskan Hipotesis, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Hipotesis hendaklah dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan. b. Hipotesis hendaknya manyatakan hubungan atau perbedaan antara dua atau lebih variabel. c. Hipotesis hendaknya dapat diuji. d. Hipotesis harus mempunyai daya pembeda. e. Hipotesis hendaknya konsisten dengan pengetahuan yang sudah ada. 5. Jenis Hipotesis Dalam bidang penelitian kuantitatif, Hipotesis dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Hipotesis Kerja/Hipotesis Alternatif (Ha), Hipotesis ini menyatakan adanya hubungan atau perbedaan antara variabel yang satu dengan variabel lain. b. Hipotesis Nol/ Hipotesis Nihil (Ho), Hipotesis Nol ini sering juga dengan Hipotesis Statistik karena harus dilakukan melalui pengujian statistik. 6. Jenis Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis Macam kekeliruan ketika membuat kesimpulan tentang Hipotesis Rujukan: http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/kerangka-konsep-dan-hipotesis.html#ixzz2F7HabRxI Data adalah sesuatu yang digunakan atau dibutuhkan dalam penelitian dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan. Misalnya data jumlah penduduk, data berat badan, data sikap konsumen, data laporan keuangan, dan lain-lain. Jenis-jenis data adalah sebagai berikut: 1. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbenttuk kata, kalimat, atau gambar atau bagan. 2. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif adalah sebagai berikut: a. Data Nominal Data Nominal adalah data hasil penggolongan atau kategorisasi yang sifatnya setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan hanya sebagai simbol saja dan tidak menunjukan tingkatan tertentu. Misalnya: Laki-laki = 1 dan perempuan = 2 Dari contoh di atas, 2 tidak lebih tinggi dan 1 tidak lebih setara. b. Data Ordinal Data Ordinal adalah data hasil kategorisasi yang sifatnya tidak setara dan tidak dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Angka yang diberikan menunjukan peringkat dan tingkatan tertentu. Tipe data ini tidak memperhatikan jarak data, jadi jarak data bisa berbeda-beda. Misalnya: Nilai A = 1 Nilai B = 2 Nilai C = 3 Pada contoh di atas, 1 lebih tinggi dari 2, dan 2 lebih tinggi dari 3 c. Data Interval Data interval adalah data bukan dari hasil kategorisasi dan dapat dilakukan perhitungan aritmatika. Tipe data ini menggunakan jarak data yang sama. Walaupun dapat dilakukan operasi hitung, data ini tidak mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya angka 0 tetap ada nilainya. Contohnya dalam pengukuran suhu. Data ini dapat dibuat menjadi tipe ordinal yang menggunakan peringkat seperti dalam pengukuran skala likert. Misalnya: Sangat Setuju = 5 Setuju = 4 Ragu-ragu = 3 Tidak Setuju = 2 Sangat Tidak Setuju = 1 d. Data Rasio Data Rasio adalah data yang dapat dilakukan perhitungan aritmatika dan menggunakan jarak yang sama. Data ini mempunyai nilai nol (0) absolut, maksudnya angka nol (0) benar-benar tidak ada nilainya. Contohnya dalam pengukuran berat badan, jika beratnya 0 kg berarti tidak ada bobotnya. Tipe data ini misalnya data berat badan, tinggi badan, data keuangan perusahaan, data nilai siswa, dll. Rujukan: http://www.4skripsi.com/metodologi-penelitian/data-penelitian.html#ixzz2F7IaPeVT

No comments:

Post a Comment