Sunday, April 22, 2018

Contoh Skripsi Kripik singkong


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan sektor industri secara nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Fokus perhatian pembangunan sektor ekonomi dirasa perlu diberikan pada sub sektor industri kecil dan kerajinan yang memiliki potensi dan peranan penting. Keberadaannya sebagian besar di daerah pedesaan tentunya menjadikan industri kecil dan kerajinan ini memeberikan sumbangan bagi daerahnya. Agribisnis bersama-sama agroindustri merupakan pendekatan yang di tempuh untuk pengembangan pertanian industri pada masa yang akan datang karena industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri) yang ditangani secara utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil, pemasaran, dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian (agribisnis) bukan saja mampu sebagai sumber pertumbuhan baru bagi sektor pertanian tetapi juga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan nilai tambah  (Soekarwati, 1991).
Tingkat perkembangan sektor industri di indonesia masih relatif rendah. Namun disadari bahwa pengembangan industri kecil bukan saja penting bagi suatu jalur kearah pemerataan hasil-hasil pembangunan, tetapi juga sebagai suatu unsur pokok dari seluruh struktur industri di indonesia yang dengan investasi kecil secara efektif serta dapat pula menyerap tenaga kerja. Peranan yang cukup penting dan strategi dari industri kecil ini dalam perekonomian sangat erat kaitannya dengan sifat-sifat dasar dari industri kecil itu sendiri, yaitu : Pertama, industri kecil pada umumnya bersifat sangat local labour intensive, artinya bahwa industri  kecil itu sangat mengandalkan pada penggunaan tenaga kerja yang berasal dari sekitarnya (tenaga kerja lokal). Kedua, industri kecil sangat intensif dalam pemakian sumber-sumber alam lokal. Ketiga, industri kecil banyak di jumpai di daerah pedesaan . Keempat, sebagian besar industri kecil membuat barang-barang konsumsi dan industri untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dengan tingkat harga yang terjangkau terutama bagi kalangan masyarakat yang berpenghasilan menegah ke bawah (Tambunan, 1999).
Pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha untuk menyampaikan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Proses ini merupakan suatu alur yang melibatkan lembaga-lembaga tataniaga, seperti agen, pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, serta industri pengolah dan sebagainya. Sistem tataniaga yang efisien dapat juga dicapai dengan memperbaiki struktur pasar yang menuju pada pasar persaingan sempurna dengan syarat jumlah pembeli dan penjual cukup banyak sehingga pembeli atau penjual tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi pasar. Pasar beberapa produk pertanian dalam negeri masih kurang kompetitif jika di bandingkan dengan pasar luar negeri, masih ada yang belum mendekati kondisi pasar persaingan sempurna (Lamb, 2001).
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah yang banyak menghasilkan tanaman palawija salah satunya ubi kayu. Berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kutai Kartanegara Pada tahun 2014 produksi ubi kayu pada tahun 2014 di Kecamatan Tenggarong adalah sebesar 941 ton dan produktifitas 209,03 kw/ha. Kecamatan Tenggarong merupakan daerah urutan ke sembilan produksi ubi kayu terbanyak setelah Kecamatan samboja (842 ton) dan urutan pertama Kecamatan Kota Bangun (3.670 ton) ( BPS Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2015)
Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (DISPERINDAKOP) Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2014, Kecamatan Tenggarong merupakan salah satu daerah yang memiliki cukup banyak jenis usaha yaitu usaha makanan dan minuman, moulding, bahan bangunan, agroindustri, serta industri rumah tangga. Untuk industri rumah tangga salah satunya industri keripik singkong, keripik sukun, keripik tempe dan jenis lainnya.
Pada daerah tenggarong sendiri terdapat begitu banyak industri rumah tangga yang telah di kembangkan salah satunya yaitu industri rumah tangga Sumber Rezky Kelurahan Maluhu Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Industri rumah tangga ini memproduksi keripik singkong dan keripik tempe. Indusrtri rumah tangga Sumber Rezky memasok bahan baku dari daerah nya sendiri di Kelurahan Maluhu dan sekitarnya. Sebagian besar hasil produksi keripik singkong tersebut dijual kedaerah Teanggarong saja khususnya Tenggarong Kota.
Berdasarkan uraian di atas, menarik bagi peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pemasaran Keripik Singkong Industri Rumah Tangga (IRT) Sumber Rizky Di Kelurahan Maluhu Kecamatan Tenggarong”.



1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan, maka ditentukan rumusan masalah dalam proposal ini sebagai berikut :
1.      Apa sajakah yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada pemasaran keripik singkong Sumber Rezky di daerah penelitian?
2.      Bagaimanakah strategi pemasaran keripik singkong Sumber Rezky di daerah penelitian?

2.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1.      Mengindentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada pemasaran keripik singkong Sumber Rezky di daerah penelitian.
2.      Menentukan strategi pemasaran keripik singkong Sumber Rezky di daerah penelitian.









2.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :
1.   Sebagai bahan informasi bagi pengusaha keripik singkong dalam memasarkan produknya secara efisien sehingga mereka mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
2.    Sebagai bahan informasi bagi para pengambil keputusan untuk perbaikan dan peningkatan proses pemasaran keripik singkong.
3.   Bagi peneliti-peneliti lanjutan, hasil penelitian merupakan informasi awal untuk mengembangkan penelitian lainnya di bidang pertanian.













BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Penelitian Sebelumnya
Beni Aryanto (2007), melakukan penelitian tentang Analisis Profitabilitas Usaha Keripik Nangka dan Pisang (Studi Kasus Pada Kelompok Usaha Gerbang Dayaku Kecamatan Loa Kulu), dengan menggunakan Analisis Rasio Profitabilitas maka dapat mengetahui tingkat Profitabilitas Usaha Keripik Nangka dan Pisang dari tahun 2004, 2005, dan 2006 mengalami peningkatan. Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah sama-sama mengambil usaha keripik. Sedangkan perbedaannya adalah peneliti sebelumnya menggunakan profitabilitas dalam menganalisis, sedangkan peneliti sekarang menggunakan analisis SWOT.

2.2.   Tinjauan Umum Ubi Kayu
            Menurut Rukmana (1997), uraian dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedududkan tanaman ubi kayu disklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom         :
Divisi               :
Subdivisi          :
Kelas               :
Ordo                :
Famili              :
Genus              :
Spesies             :
            Ubi kayu atau casssava atau ketela pohon sudah lama dikenal dan ditaman oleh penduduk di dunia. Hasil penelusuran para pakar botani dan pertanian menunjukkan bahwa tanaman ubi kayu berasal dari kawasan benua Amerika beriklim tropis. Dalam perkembangan selanjutnya, ubi kayu menyebar ke berbagai negara di dunia yang tumbuh dan berkembang pada posisi 30 Lintang Utara dan 30 Lintang Selatan di dataran rendah sampai dataran tinggi 2.500 m di atas permukaan laut yang bercurah hujan antara 500 mm – 2.500 mm/tahun. Di Indinesia, tanaman ubi kayu tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai dataran tinggi, yakni 10 m – 1.500 m dpl. Daerah yang paling ideal untuk mendapatkan produksi yang optimal adalah daerah dataran rendah yang mempunyai ketinggan antaran 10 m – 70 m dpl. Semakin tinggi ndaerah penanam dari permukaan laut, akan semakin lambat pertumbuhan tanaman ubi kayu sehingga umur panennya semakin lama. Tanaman ubi kayu membutuhkan kondisi iklim panas dan lembab. Kondisi iklim yang ideal adalah daerah adalah daerah yang bersuhu minimum 10C, kelembapan udara (rH) 60%-65% dengan curah hujan 700 mm – 1.500 mm/tahun, tempatnya terbuka dan mendapat penyinaran matahari  10 jam/hari. Keadaan tanah yang paling baik untuk tanaman ubi kayu adalah tanah berstruktur remah, gembur, banyak mengandung bahan organik, aerasi dan draenasi baik, serta mempunyai pH tanah minimum 5. Tanaman ubi kayu toleran pada pH 4,5 – 8,0, tetapi yang paling baik adalah pada pH 5,8 (http://www.scribd.com/doc/12724746/budidaya-ubi-kayu).
            Ubi kayu atau Manihot esculenta Crantz menurut para sarjana botani, singkong berasal dari Brazil. Dari Brazil singkong diperkirakan para ahli menyebar ke benua Afrika. Madagaskar, India, Hindia belakang terus ke Tiongkok dan akhirnya berlabuh di Indonesia. Ubi kayu termasuk keluarga Eupharbiaceae. Batangnya berkayu, tumbuh tegak, beruas, dan berbuku-buku. Warnanya bermacam dan tingginya bisa mencapai 3 meter. Warna batang hijau muda dan setelah tua berubah menjadi hijau kelabu, atau putih kelbu, ataupun coklat kelabu. Daunnya tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang agak panjang. Daunnya mudah gugur dan biasanya yang berdaun hanya bagian atas dekat pucuk. Ubi kayu berumbi, dan umbinya ini memiliki pati yang mengandung karbohidrat.
            Ubi kayu ini sebenarnya mulai umbi, batang, sampai daunnya mengandung racun asam biru (HCN), namun tidak sama kandungannya untuk setiap jenis ubi kayu. Adapun varictas ubi kayu yang terkenal sudah tersebar di masyarakat antara lain aipin mangi, aipin valenca, mandioca, mandioka sao pedro parato, bogor, muara, dan betawi. Menurut Lingga (1989), berdasarkan umurnya, ubi kayu terbagi atas :
a.       Berumur pendek
Ubi kayu yang berumur pendek artinya usia sejak mulai tanam sampai musim panen relatif lebih singkat yakni berumur 5-8 bulan. Dalam usia ini ubi kayu dapat dipanen dengan hasil maksimal.
b.      Berumur Panjang
Ubi kayu yang berumur panjang yaitu antara 9-10 bulan. Paling tepat kalau dipanen setelah berumur 12-18 bulan. Apabila panen ditunda dari usianya maka hasilnya akan kurang karena umbinya banyak yang berkayu

Potensi ubi kayu
Pemasaran ubi kayu indonesia sangat potensial. Hal ini terlihat dari permintaan masyarakat ekonomi eropa (mee) yang terus meningkat. Disamping potensinya sebagai komoditi ekspor, ubi kayu merupakan salah satu komoditi pangan sumber karbohidrat yang cukup potensial dan nilai gizinya juga cukup berarti bila di olah menjadi makanan ringan berupa kue, tepung tapioka, tape, makanan ternak, dekstrin (bahan perekat), kerupuk opak, dan sebagainya.  Hasil olahan ubi kayu berupa tapioka dan gapiek (manihok) dalam bentuk chips, pellet ataupun lainnya, telah lama menjadi komoditi ekspor yang sangat penting dalam menyumbang pendapatan devisa, karenanya merupakan aset yang sangat berharga dan perlu dijaga kelestariannya sehingga dapat di manfaatkan untuk pengembangan ekspor pada masa –masa selanjutnya (Rukmana, 1997).
Disamping sebagai bahan makanan , ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan industri dan pakan ternak. Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati (25-35%), protein, mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kayu merupakan sumber energi yang lebih tinggi di banding padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum, ubi kayu mengandung HCN yang terdapat di dalam umbi, dan daunnya. Untuk keperluan makanan dan pakan ternak digunakan ubi kayu yang kadar HCN-nya rendah (kurang dari 50 ppm). Sedangkan untuk bahan industri digunakan ubi kayu yang berkadar HCN tinggi (http://analisadata.com).

Landasan Teori
Konsep dasar pemasaran
Pasar atau market, menurut Kotler (2000:9) yaitu sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah prosuk atau kelompok produk tertentu.
            Pemasaran atau marketing, menurut Kotler (2000:9) yaitu suatu proses social yang didalamnya individu atau kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
            Menurut Kotler (2000:3), ada 10 jenis produk, yang merupakan bagian dari ruang lingkup  pemasaran, yakni :
1.      Goods : Barang-barang fisik.
2.      Service : Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai produk barang fisik.
3.      Experiences :  Pengalaman kegiatan atau seseorang yang dapat di nikmati oleh orang lain.
4.      Events : kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh banyak orang banyak.
5.      Persons : Keahlian atau ketenaran seseorang.
6.      Places : Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau keindahan.
7.      Properties : Hak kepemilikan bias berupa benda nyata (real estate) atau financial (sahan dan obligasi).
8.      Organizations : Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai jual dari suatu produk.
9.      Information : Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan  (sekolah dan surat kabar).
10.  Ideas : Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.
Kesepuluh jenis produk inilah yang merupakan ruang lingkup dari produk yang dikelola oleh aktifitas pemasaran (Laksana, 2008).
            Pemasaran adalah suatu sistem kegiatan usaha yang terpadu, untuk mengembang recana-rencana strategis yang diarah kan pada pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan volume penjaualan yang menghasilkan laba (Radiosuno, 1987).
            Menurut Freddy Rangkuti (1997), Pemasaran adalah suatu proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya politik, ekonomi, dan manjerial. Akibat dari pengaruh brbagai faktor tersebut adlah masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai komoditas.
            Produk yang dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran maka oleh para pemasar digunakan alat atau instrumen yang dikenal dengan “bauran pemasaran”. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat pemasaran yang digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran, yang meliputi item alat pemasaran yaitu “product, price, promotion, place”. Marketing mix tersebut digunakan oleh pemasaran agar produknya dapat memasuki pasar sasaran atau target market. Menurut Kotler (2000) item bauran pemasaran meliputi :
1.      Product :
a.       Keragaman produk                       f.   Kemasan
b.      Kualitas                                         g.  Ukuran
c.       Design                                           h.  Pelayanan
d.      Ciri                                                i.   Garansi
e.       Nama merek                                  j.   Imbalan
2.      Price :
a.       Daftar harga                                  d.   Periode pembayaran
b.      Diskon                                           e.   Syarat kredit
c.       Potongan
3.      Promotion :
a.       Promosi penjualan                         d.   Public relation
b.      Periklanan                                     e.   Pemasaran langsung
c.       Tenaga penjualan
4.      Place : 
a.       Saluran pemasaran                        d.   Lokasi
b.      Cakupan pasar                               e.   Transportasi
c.       Pengelompokan
Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep pemasaran, arti nya laba di peroleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat memeberikan tingkat kepuasan yang lebih besar kepada konsumen,  serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan (Swastha,2001).
Menurut Sarma (1994), pemasaran mempunyai fungsi untuk mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang dinginkan ditempat, waktu, bentuk, dan harga yang tepat dengan cara :
·         Menggunakan kegunaan tempat (place utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari daerah produksi ke daerah konsumen.
·         Menaikan kegunaan waktu (time utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari waktu belum diperlukan ke waktu yang diperlukan.
·         Menaikan kegunaan bentuk (form utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari bentuk semulla ke bentuk yang lebih diinginkan.

Teori Strategi Pemasaran
            Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa sasaran dan sebuah rencana yang komprehensif yang mengintegrasaikan segala resources dan capatibilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk memenangkan kompetisi. Jadi Strategi adalah rencana yang mengandung cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi. Untuk menentukan mana yang terbaik tersebut akan tergantung dari kriteria yang digunakan (http://strategi-bisnis.blogspot.com).

            Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal perusahan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama maupun dari iklim bisnis  yang senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan, seperti perubahan terhadap kekuatan maupun kelemahan yang di miliki perusuhaan tersebut. Pimpinan suatu organisasi, setiap hari berusaha mencari kesesuain antara kekuatan-kekuatan internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan acaman) suatu pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati persaingan, pengaturan, tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen, serta faktor-faktor lain yang dapat mengindetifikasi peluang dan acaman. Perusahaan dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal., sehingga perusahaan dapat mengantispasi perubahan lingkungan eksternal. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Definisi strategi pertama dikemukakan oleh Chandler (1962) menyebutkan bahwa “Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut” (Rangkuti, 1997).
            Strategi pemasaran adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan faktor internal pada strategi perusahaan dengan tantangan dari lingkungan berbagai faktor eksternal yang ada kemudian dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan, sehingga dapat terhindar dari serangan para pesaing.
            Menurut Swastha (2001), aturan dalam strategi pemasaran :
a.       Proses berpikir yang mendahului tindakan.
b.      Pengetahuanmengenai jumlah merupakan kiunci penting.
c.       Strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasika yang lambat.
d.      Kemenangan harus menunjukan nilai dari tujuan.
e.       Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang.
f.       Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan.
g.      Superioritas dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya.
h.      Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
i.        Strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik.
Menurut Rangkuti (1997), unsur-unsur pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu : unsur stategi persaingan, unsur strategi pemasaran, unsur nilai pemasaran.
1.      Unsur strategi persaingan, dapat dikelompokkan menjadai tiga :
a.       Segmentasi pasar, adalah tindakan mengindetifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah.
b.      Targeting, adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yanag akan di masuki.
c.       Positioning, adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing prosuk yang ada di pasar kedalam benak konsumen.
2.      Unsur Strategi Pemasaran, terdapat dua unsur strategi pemasaran :
a.       Diferensiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan yang lain.
b.      Bauran pemasaran, yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga, promisi, dan tempat.
3.      Unsur nilai pemasaran, dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu :
a.       Merek atau brand, adalah nilai yang berkaitan dengan nama nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan.
b.      Pelayanan atau service, adalah nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen.
c.       Proses, adalah nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat  setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun  secara tidak langsung.
Tipe-tipe Strategi Pemasaran
Pada prinsipnya strategi dikelompokna berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.
Strategi Manajemen
            Strategi manajemen meliputistrategi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara mikra misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
Strategi Investasi
            Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau berusahan mengandakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan sebagianya.
Strategi Bisnis
            Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan.
UNSUR-UNSUR UTAMA PEMASARAN
Unsur Strategi Persaingan
Unsur strategi persaingan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a.       Segmentasi pasar
Yaitu tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik, kebutuhan produk, dan bautan pemasaran tersendiri.
b.      Targeting
Targeting adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.
c.       Positioning
Adalah penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak konsumen.
Unsur Taktik Pemasaran
Terdapat dua taktik pemasaran yaitu :
Deferinsiasi, yang berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.
            Bauran pemasaran yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat.
Unsur Nilai Pemasaran
Nilai pemasaran dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a.       Merek atau brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan melekat pada suatu perusahaan. Sebaiknya perusahaan senantiasa berusaha meningkatkan brand equity-nya.
Jika brand equity ini dapat dikelola dengan baik perusahaan yang bersangkutan setidaknya akan mendapatkan dua hal, yaitu :
·         Para konsumen akan menerima nilai produknya. Mereka dapat merasakan semua manfaat yang di peroleh dari produk yang mereka beli dan merasa puas karena produk itu sesuai dengan harapan mereka.
·         Perusahaan itu sendiri memeperoleh nilai melalui loyalitas pelanggan terhadap merek, yaitu peningkatan margin keuntungan, keunggulan bersaing, dan efesiensi serta efektivitas kerja khususnya pada program pemasaran.
b.      Pelayanan atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen. Kualitas pelayana kepada konsumen ini perlu terus-menerus diringkatkan.
c.       Proses, yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rsa tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Konsep Pemasaran untuk Analisi Kasus
            Kemampuan analisis pemasaran adalah faktor yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan. Jika suatu perusahaan dapat menjual lebih banyak prosuk yang sama, dengan kualitas yang sama, dengan harga yang lebih mahal, atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih berhasil, perusahaan tersebut relatif telah berhasil menggunakan kemampuan analisis pemasarannya.
            Evaluasi parameter pemasaran untuk analisis kasus meliputi :
1.      Lingkungan pemasaran, seperti pasar, konsumen, kesan, pesaing, kecendrungan ekonomi, iklim usaha, dan kondisi sosial serta perubahannya.
2.      Kegiatan pemasaran, seperti prosuk, harga, saluran distribusi, iklan, penjualan tatap muka, publisitas, dan promosi.
3.      Manajemen pemasarab, seperti tujuan, organisasi, pengendalian, dan program
Berbagai pernyataan akan timbul dalam analisis suatu kasus misalnya :
1.      Produk apa menurut pihak manajemen , laku dijual? Produk apa yang diinginkan oleh konsumen? Produk apa yang dapat memuaskan keinginan konsumen?
2.      Kekuatan lingkungan yang bagaimana yang dapat mempengaruhi prospek pasar, pesaing, dan konsumen?
3.      Masalah serta peluang apa yang dihadapi atau akan muncul yang disebabkan oleh semua faktor diatas?
Analisi SWOT Sebagai Alat Formulasi Strategi
            Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunies), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan strategis (Strategic Planner) harus menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang dan acaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
            Penelitaian menunjukan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus di pertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah singkatan dari lingkungan  Internal Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan threats yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunies) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses).
            Alat yang dipakai untuk menyususn faktor-faktor strategis perusahaan adalah bentuk matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan acaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, Matrik dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.






Tabel  . Bentuk Matrik SWOT
 

INTERNAL






EKSTERNAL
STRENGTHS (S)
  • Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
WEAKNESSES (W)
  • Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
OPPORTUNIES (O)
  • Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal
STRATEGI (SO)
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI (WO)
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
TREATHS (T)
  • Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal
STRATEGI (ST)
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
STRATEGI (WT)
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Keterangan :
  1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
  1. Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
  1. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ad dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
  1. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defenisif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
(Rangkuti, 1997)
Kerangka Pikir
            Industri rumah tangga (IRT) Sumber Rizky sebagai produsen kripik singkong. Setiap usaha industri kecil maupun besar, langkah awal yang diambil yaitu membuat perencanaan sebuah strategis sebagai kekuatan awal untuk menjalankan sebuah usaha agar dapat masuk keberbagai segmen pasar yang diinginkan, sehingga dapat bersaing sesama para pesaing pelaku dasar itu sendiri.
            Mendirikan usaha tidak lepas dari kendala yang muncul dari dalam maupun dari luar lingkungan sekitar usaha atau perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan terjasinya persaingan, agar dapat bertahan untuk itu dibutuhkan sebuah “strategi”. Strategi adalah suatau alat yang direncanakan dari fungsi manaajemen yang dimiliki suatu usaha atau perusahaan untuk mengalokasikan semua sumber daya yang ada sehingga dapat memenangkan kompetisi. Penulis berasumsi bahwa strategi bisnis dapat membantu dan memperbaiki strategi pemasran suatu usaha IRT atau perusahaan dengan cara memanfaatkankinerja manajer dari fungsi-fungsi kegiatan manajemen di suatu perusahaan, misalnya strategi operasional, strategi custumer intimacy (keintiman terhadap pelanggan), dan strategi keunggulan produk. Strategi keunggulan produk itu sendiri yang menjadi strategu utama pada IRT Sumber Rezky. Untuk menentukan strategi-strategi tersebut dilakukan analisis SWOT dalam bentuk matriks. Dimana, analisis ini dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada serta meminimalisasikan kelemahan dan acaman yang ada dimiliki suatu perusahaan.
            Secara skematis kerangka pemikiran dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar  . Skema Kerangka Pikir

Industri Rumah Tangga Sumber Rezky

Peluang (O)
Eksternal

Kelemahan (S)
Internal
 


                                   
                                      

Strategi pemasaran
“Strategi Bisnis Keunggulan Produk”

Kelemahan (W)
Internal

Ancaman (T)
Eksternal
 







Keterangan :
                                                : Hubungan yang mempengaruhi


BAB III
METODE PENELITIAN
1.1.       Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Maluhu Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara. Waktu penelitian dimulai dari bulan April sampai dengan Mei 2016.
1.2.       Definisi Operasional
Berbagai batasan operasional yang ada dibawah ini bertujuan menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam penafsiran, yakni sebai berikut :
1.        IRT Sumber Rezky merupakan tempat penelitian yang dilakukan di usaha IRT Sumber Rezky
2.        Strategi pemasaran adlah sebuah rencana dari IRT Sumber Rezky yang disatuka, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan faktor internal pada strategi perusahaan dengan tantangan dari lingkungan berbagai faktor eksternal yang ada kemudian dirancang untuk memastikan bahwatujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan, sehingga dapat terhindar dari serangan para pesaing.
3.        Strenghts disini merupakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki IRT Sumber Rezky.
4.        Weaknesses disini merupakan kelemahan-kelemahan yang dimiliki IRT Sumber Rezky.
5.        Oportunies disini merupakan berbagai peluang yang muncul terhadap IRT Sumber Rezky.
6.        Treaths disini merupakan berbagai ancaman yang muncul terhadap IRT Sumber Rezky.



1.3.    Sumber Data
Datanya bersumber dari :
1.        Pengumpulan data primer adalah data yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian yang dilanjutkan dengan wawancara mendalam (interview) kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disusun dengan masalah yang akan diteliti agar peneliti menjadi lebih mendalam dan akurat.
2.        Pengumpulan data sekunder adalah data yang diperoleh dari  instansi pemerintah dan lembaga-lembaga terkait dan informasi dalam bentuk yang sudah jadi berupa publikasi, yaitu buku-buku atau studi kepustakaan.

1.4.       Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua cara, yaitu penelitian lapangan (field work research) dan penelitian perpustakaan (libary research). Penelitian lapangan (field work research), yaitu dengan mengadakan wawancara kepada IRT Sumber Rezky dengan melakukan observasi diiringi pencatatan dan dokumentasi. Penelitian perpustakaan (libary research), yaitu pengumpulan data-data dari bahan kepustakaan dengan mengutip bagian-bagian yang relevan dan diperlukan dalam penelitian serta di dukung oleh sejumlah informasi dari instansi terkait.
1.5.    Metode Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini untuk hipotesis a digunakan analisis deskrptif dan hipotesis b digunakan analisis SWOT dan strategi bisnis sebagai gambaran dan masukan dalam menentukan strategi pemasarannya dengan cara memanfaatkan kinerja manajer dari fungsi-fungsi kegiatan manajemen  di suatu perusahaan, misalnya strategi operasional, strategi costumer intimacy (keintiman dengan pelanggan), dan strategi keunggulan produk. Sehingga dapat menentukan kekuatan dan kelemahan didalam maupun peluang dan acaman yang dimiliki suatu usaha Industri Rumah Tangga (IRT) atau perusahaan. Kemudian data yang diperoleh dimasukan kedalam bentuk “matrik SWOT” yang terdiri dari strength, weakness, opportunies, and treath.
Menentukan suatau strategi pemasaran pada suatu usaha atau perusahaan, terlebih dahulu mengumpulkan data dan mengidentifikasi berbagai faktor eksternal (peluang dan ancaman), dan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang ada pada perusahaan tersebut. Identifikasi dapat dilakukan dengan cara “analisis SWOT”. Sehingga faktor eksternal dan internal dapat dianalisis yang akan menghasilkan sebuah “strategi”.
Cara membuat analisis SWOT melalui tiga tahapan yaitu :
1.      Tahap pengumpulan data, dimana tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data dari beberapa faktor internal (kelemahan dan kekuatan) tetapi juga menganalisis data tersebut agar dapat diketahui nilai bobot  ratingnya dengan menggunakan Matrik faktor strategi eksternal dan internal.
2.      Tahap analisis, dimana semua informasi yang berpengarug terhadap kelangsunagan perusahaan dapat digambarkan secara jelas, bagaimana peluang dan ancaman yang dihadpi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuaatan dan kelemahan yang dimiliki.
3.      Tahap pengambilan keputusan, dimana semua data yang telah dianalissi akan menghasilkan beberapa alternatif untuk memperbaiki sistem pemasarannya.



DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (Kutai Kartanegara dalam angka : 2012)
Daniel, Moehar. 2002. Metode Penelitian Sosial Ekonomi, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Kutai Kartanegara 2013)
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2012. Jakarta.
Fahrul 2010. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Skripsi Fak. Peternalan Universitas Hassanudin. Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka.
Kanisius. 2000. Petunjuk Beternak Sapi Potong, Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Peternakanunhas.2011.Beternak Sapi Potong.  http://peternakanunhas.blogspot.com/2011/04/beterna-sapi-potong.html. Diakses : 25 Mei 2014

Rahim & Retno. 2007. Ekonomika Pertanian (Pengantar, Teori, dan Kasus), Jakarta : Penebar Swadaya
Riszqina. 2006. Analisis  Pendapatan Peternak Sapi Potong dan Sapi Bakalan Karapan di Pulau Sapudi Kabupaten Sumenep. Skripsi Fak. Peternakan Universitas Diponogoro.
Siregar. 2009. Penggemukan Sapi. Jakarta : Penebara Swadaya.
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani, Jakarta : Universitas Indonesia.
Soeprapto Herry & Abidin Zainal 2006. Cara Tepat Penggemukan  Sapi Potong.
Suratiyah. 2006. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Tanari, M. Estimasi Dinamika Populasi dan Produktivitas Sapi Bali, Universitas     Gajah Mada, Yogyakarta, 2000.

No comments:

Post a Comment