BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan sektor industri secara nasional
diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang dan kokoh
yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Fokus perhatian pembangunan sektor
ekonomi dirasa perlu diberikan pada sub sektor industri kecil dan kerajinan
yang memiliki potensi dan peranan penting. Keberadaannya sebagian besar di
daerah pedesaan tentunya menjadikan industri kecil dan kerajinan ini
memeberikan sumbangan bagi daerahnya. Agribisnis bersama-sama agroindustri
merupakan pendekatan yang di tempuh untuk pengembangan pertanian industri pada
masa yang akan datang karena industri pengolahan hasil pertanian (agroindustri)
yang ditangani secara utuh, mulai dari proses produksi, mengolah hasil,
pemasaran, dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian
(agribisnis) bukan saja mampu sebagai sumber pertumbuhan baru bagi sektor
pertanian tetapi juga mampu menyerap banyak tenaga kerja dan meningkatkan nilai
tambah (Soekarwati, 1991).
Tingkat perkembangan sektor industri di indonesia
masih relatif rendah. Namun disadari bahwa pengembangan industri kecil bukan
saja penting bagi suatu jalur kearah pemerataan hasil-hasil pembangunan, tetapi
juga sebagai suatu unsur pokok dari seluruh struktur industri di indonesia yang
dengan investasi kecil secara efektif serta dapat pula menyerap tenaga kerja.
Peranan yang cukup penting dan strategi dari industri kecil ini dalam
perekonomian sangat erat kaitannya dengan sifat-sifat dasar dari industri kecil
itu sendiri, yaitu : Pertama, industri kecil pada umumnya bersifat sangat local
labour intensive, artinya bahwa industri
kecil itu sangat mengandalkan pada penggunaan tenaga kerja yang berasal
dari sekitarnya (tenaga kerja lokal). Kedua, industri kecil sangat intensif
dalam pemakian sumber-sumber alam lokal. Ketiga, industri kecil banyak di
jumpai di daerah pedesaan . Keempat, sebagian besar industri kecil membuat
barang-barang konsumsi dan industri untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal dengan
tingkat harga yang terjangkau terutama bagi kalangan masyarakat yang
berpenghasilan menegah ke bawah (Tambunan, 1999).
Pemasaran merupakan suatu kegiatan usaha untuk
menyampaikan barang dan jasa dari produsen kepada konsumen. Proses ini
merupakan suatu alur yang melibatkan lembaga-lembaga tataniaga, seperti agen,
pedagang pengumpul, pedagang besar, pedagang pengecer, serta industri pengolah
dan sebagainya. Sistem tataniaga yang efisien dapat juga dicapai dengan
memperbaiki struktur pasar yang menuju pada pasar persaingan sempurna dengan
syarat jumlah pembeli dan penjual cukup banyak sehingga pembeli atau penjual
tidak punya kekuatan untuk mempengaruhi pasar. Pasar beberapa produk pertanian
dalam negeri masih kurang kompetitif jika di bandingkan dengan pasar luar
negeri, masih ada yang belum mendekati kondisi pasar persaingan sempurna (Lamb,
2001).
Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara merupakan daerah
yang banyak menghasilkan tanaman palawija salah satunya ubi kayu. Berdasarkan
data Biro Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kutai Kartanegara Pada tahun 2014
produksi ubi kayu pada tahun 2014 di Kecamatan Tenggarong adalah sebesar 941
ton dan produktifitas 209,03 kw/ha. Kecamatan Tenggarong merupakan daerah
urutan ke sembilan produksi ubi kayu terbanyak setelah Kecamatan samboja (842
ton) dan urutan pertama Kecamatan Kota Bangun (3.670 ton) ( BPS Kutai
Kartanegara Dalam Angka, 2015)
Berdasarkan data Dinas Perindustrian, Perdagangan
dan Koperasi (DISPERINDAKOP) Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2014,
Kecamatan Tenggarong merupakan salah satu daerah yang memiliki cukup banyak
jenis usaha yaitu usaha makanan dan minuman, moulding, bahan bangunan,
agroindustri, serta industri rumah tangga. Untuk industri rumah tangga salah
satunya industri keripik singkong, keripik sukun, keripik tempe dan jenis
lainnya.
Pada daerah tenggarong sendiri terdapat begitu
banyak industri rumah tangga yang telah di kembangkan salah satunya yaitu
industri rumah tangga Sumber Rezky Kelurahan Maluhu Kecamatan Tenggarong
Kabupaten Kutai Kartanegara. Industri rumah tangga ini memproduksi keripik
singkong dan keripik tempe. Indusrtri rumah tangga Sumber Rezky memasok bahan
baku dari daerah nya sendiri di Kelurahan Maluhu dan sekitarnya. Sebagian besar
hasil produksi keripik singkong tersebut dijual kedaerah Teanggarong saja
khususnya Tenggarong Kota.
Berdasarkan uraian di atas, menarik bagi peneliti
untuk melakukan penelitian dengan judul “Strategi Pemasaran Keripik Singkong
Industri Rumah Tangga (IRT) Sumber Rizky Di
Kelurahan Maluhu Kecamatan Tenggarong”.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah diuraikan, maka
ditentukan rumusan masalah dalam proposal ini sebagai berikut :
1. Apa
sajakah yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada pemasaran
keripik singkong Sumber Rezky di daerah penelitian?
2. Bagaimanakah
strategi pemasaran keripik singkong Sumber Rezky di daerah penelitian?
2.1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Mengindentifikasi
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman pada pemasaran keripik singkong
Sumber Rezky di daerah penelitian.
2. Menentukan
strategi pemasaran keripik singkong Sumber Rezky di daerah penelitian.
2.2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat
memberikan manfaat yaitu :
1. Sebagai
bahan informasi bagi pengusaha keripik singkong dalam memasarkan produknya
secara efisien sehingga mereka mendapatkan keuntungan yang diinginkan.
2. Sebagai bahan informasi bagi para pengambil
keputusan untuk perbaikan dan peningkatan proses pemasaran keripik singkong.
3. Bagi
peneliti-peneliti lanjutan, hasil penelitian merupakan informasi awal untuk
mengembangkan penelitian lainnya di bidang pertanian.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Umum Penelitian Sebelumnya
Beni Aryanto (2007), melakukan penelitian tentang
Analisis Profitabilitas Usaha Keripik Nangka dan Pisang (Studi Kasus Pada
Kelompok Usaha Gerbang Dayaku Kecamatan Loa Kulu), dengan menggunakan Analisis
Rasio Profitabilitas maka dapat mengetahui tingkat Profitabilitas Usaha Keripik
Nangka dan Pisang dari tahun 2004, 2005, dan 2006 mengalami peningkatan.
Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilaksanakan adalah
sama-sama mengambil usaha keripik. Sedangkan perbedaannya adalah peneliti sebelumnya
menggunakan profitabilitas dalam menganalisis, sedangkan peneliti sekarang
menggunakan analisis SWOT.
2.2. Tinjauan Umum Ubi Kayu
Menurut
Rukmana (1997), uraian dalam sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedududkan
tanaman ubi kayu disklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom :
Divisi :
Subdivisi :
Kelas :
Ordo :
Famili :
Genus :
Spesies :
Ubi kayu atau casssava atau ketela pohon sudah lama
dikenal dan ditaman oleh penduduk di dunia. Hasil penelusuran para pakar botani
dan pertanian menunjukkan bahwa tanaman ubi kayu berasal dari kawasan benua
Amerika beriklim tropis. Dalam perkembangan selanjutnya, ubi kayu menyebar ke
berbagai negara di dunia yang tumbuh dan berkembang pada posisi 30 Lintang
Utara dan 30 Lintang Selatan di dataran rendah sampai dataran tinggi 2.500 m di
atas permukaan laut yang bercurah hujan antara 500 mm – 2.500 mm/tahun. Di
Indinesia, tanaman ubi kayu tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai
dataran tinggi, yakni 10 m – 1.500 m dpl. Daerah yang paling ideal untuk mendapatkan
produksi yang optimal adalah daerah dataran rendah yang mempunyai ketinggan
antaran 10 m – 70 m dpl. Semakin tinggi ndaerah penanam dari permukaan laut,
akan semakin lambat pertumbuhan tanaman ubi kayu sehingga umur panennya semakin
lama. Tanaman ubi kayu membutuhkan kondisi iklim panas dan lembab. Kondisi
iklim yang ideal adalah daerah adalah daerah yang bersuhu minimum 10C,
kelembapan udara (rH) 60%-65% dengan curah hujan 700 mm – 1.500 mm/tahun,
tempatnya terbuka dan mendapat penyinaran matahari 10 jam/hari. Keadaan tanah yang paling baik
untuk tanaman ubi kayu adalah tanah berstruktur remah, gembur, banyak
mengandung bahan organik, aerasi dan draenasi baik, serta mempunyai pH tanah
minimum 5. Tanaman ubi kayu toleran pada pH 4,5 – 8,0, tetapi yang paling baik
adalah pada pH 5,8 (http://www.scribd.com/doc/12724746/budidaya-ubi-kayu).
Ubi kayu atau Manihot esculenta Crantz menurut para
sarjana botani, singkong berasal dari Brazil. Dari Brazil singkong diperkirakan
para ahli menyebar ke benua Afrika. Madagaskar, India, Hindia belakang terus ke
Tiongkok dan akhirnya berlabuh di Indonesia. Ubi kayu termasuk keluarga
Eupharbiaceae. Batangnya berkayu, tumbuh tegak, beruas, dan berbuku-buku.
Warnanya bermacam dan tingginya bisa mencapai 3 meter. Warna batang hijau muda
dan setelah tua berubah menjadi hijau kelabu, atau putih kelbu, ataupun coklat
kelabu. Daunnya tumbuh di sepanjang batang dengan tangkai yang agak panjang.
Daunnya mudah gugur dan biasanya yang berdaun hanya bagian atas dekat pucuk.
Ubi kayu berumbi, dan umbinya ini memiliki pati yang mengandung karbohidrat.
Ubi kayu ini sebenarnya mulai umbi, batang, sampai
daunnya mengandung racun asam biru (HCN), namun tidak sama kandungannya untuk
setiap jenis ubi kayu. Adapun varictas ubi kayu yang terkenal sudah tersebar di
masyarakat antara lain aipin mangi, aipin valenca, mandioca, mandioka sao pedro
parato, bogor, muara, dan betawi. Menurut Lingga (1989), berdasarkan umurnya,
ubi kayu terbagi atas :
a. Berumur
pendek
Ubi
kayu yang berumur pendek artinya usia sejak mulai tanam sampai musim panen
relatif lebih singkat yakni berumur 5-8 bulan. Dalam usia ini ubi kayu dapat
dipanen dengan hasil maksimal.
b. Berumur
Panjang
Ubi
kayu yang berumur panjang yaitu antara 9-10 bulan. Paling tepat kalau dipanen
setelah berumur 12-18 bulan. Apabila panen ditunda dari usianya maka hasilnya
akan kurang karena umbinya banyak yang berkayu
Potensi
ubi kayu
Pemasaran
ubi kayu indonesia sangat potensial. Hal ini terlihat dari permintaan
masyarakat ekonomi eropa (mee) yang terus meningkat. Disamping potensinya
sebagai komoditi ekspor, ubi kayu merupakan salah satu komoditi pangan sumber
karbohidrat yang cukup potensial dan nilai gizinya juga cukup berarti bila di
olah menjadi makanan ringan berupa kue, tepung tapioka, tape, makanan ternak,
dekstrin (bahan perekat), kerupuk opak, dan sebagainya. Hasil olahan ubi kayu berupa tapioka dan
gapiek (manihok) dalam bentuk chips, pellet ataupun lainnya, telah lama menjadi
komoditi ekspor yang sangat penting dalam menyumbang pendapatan devisa,
karenanya merupakan aset yang sangat berharga dan perlu dijaga kelestariannya
sehingga dapat di manfaatkan untuk pengembangan ekspor pada masa –masa
selanjutnya (Rukmana, 1997).
Disamping
sebagai bahan makanan , ubi kayu juga dapat digunakan sebagai bahan industri
dan pakan ternak. Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati (25-35%), protein,
mineral, serat, kalsium, dan fosfat. Ubi kayu merupakan sumber energi yang
lebih tinggi di banding padi, jagung, ubi jalar, dan sorgum, ubi kayu
mengandung HCN yang terdapat di dalam umbi, dan daunnya. Untuk keperluan
makanan dan pakan ternak digunakan ubi kayu yang kadar HCN-nya rendah (kurang
dari 50 ppm). Sedangkan untuk bahan industri digunakan ubi kayu yang berkadar
HCN tinggi (http://analisadata.com).
Landasan
Teori
Konsep
dasar pemasaran
Pasar atau market, menurut Kotler (2000:9) yaitu
sekumpulan pembeli dan penjual yang melakukan transaksi sebuah prosuk atau
kelompok produk tertentu.
Pemasaran atau marketing,
menurut Kotler (2000:9) yaitu suatu proses social yang didalamnya individu atau
kelompok mendapat apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak
lain.
Menurut Kotler (2000:3), ada 10 jenis produk, yang
merupakan bagian dari ruang lingkup
pemasaran, yakni :
1. Goods :
Barang-barang fisik.
2. Service
: Jasa/pelayanan yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai
produk barang fisik.
3. Experiences
: Pengalaman kegiatan atau seseorang
yang dapat di nikmati oleh orang lain.
4. Events
: kegiatan atau peristiwa yang dibutuhkan oleh banyak orang banyak.
5. Persons
: Keahlian atau ketenaran seseorang.
6. Places
: Tempat atau kota yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau keindahan.
7. Properties
: Hak kepemilikan bias berupa benda nyata (real estate) atau financial (sahan
dan obligasi).
8. Organizations
: Lembaga atau wadah yang dapat memberikan citra atau nilai jual dari suatu
produk.
9. Information
: Informasi yang dapat diproduksi dan dipasarkan (sekolah dan surat kabar).
10. Ideas
: Gagasan yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.
Kesepuluh jenis produk
inilah yang merupakan ruang lingkup dari produk yang dikelola oleh aktifitas
pemasaran (Laksana, 2008).
Pemasaran adalah suatu sistem kegiatan usaha yang
terpadu, untuk mengembang recana-rencana strategis yang diarah kan pada
pemuasan kebutuhan dan keinginan pembeli, guna mendapatkan volume penjaualan
yang menghasilkan laba (Radiosuno, 1987).
Menurut Freddy Rangkuti (1997), Pemasaran adalah suatu
proses kegiatan yang dipengaruhi oleh berbagai faktor sosial, budaya politik,
ekonomi, dan manjerial. Akibat dari pengaruh brbagai faktor tersebut adlah
masing-masing individu maupun kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan
dengan menciptakan, menawarkan, dan menukarkan produk yang memiliki nilai
komoditas.
Produk yang dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran
maka oleh para pemasar digunakan alat atau instrumen yang dikenal dengan
“bauran pemasaran”. Bauran pemasaran (marketing mix) adalah alat pemasaran yang
digunakan untuk mencapai tujuan pemasaran di pasar sasaran, yang meliputi item alat pemasaran yaitu “product, price, promotion, place”. Marketing mix tersebut digunakan oleh
pemasaran agar produknya dapat memasuki pasar sasaran atau target market.
Menurut Kotler (2000) item bauran
pemasaran meliputi :
1. Product
:
a.
Keragaman produk f. Kemasan
b.
Kualitas g. Ukuran
c.
Design h. Pelayanan
d.
Ciri i. Garansi
e.
Nama merek j. Imbalan
2. Price
:
a.
Daftar harga d. Periode pembayaran
b.
Diskon e. Syarat kredit
c.
Potongan
3. Promotion
:
a.
Promosi penjualan d. Public
relation
b.
Periklanan e. Pemasaran langsung
c.
Tenaga penjualan
4. Place
:
a.
Saluran pemasaran d. Lokasi
b.
Cakupan pasar e. Transportasi
c.
Pengelompokan
Volume
penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari konsep pemasaran, arti nya
laba di peroleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba ini, perusahaan dapat
tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang lebih besar, dapat
memeberikan tingkat kepuasan yang lebih besar kepada konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara
keseluruhan (Swastha,2001).
Menurut
Sarma (1994), pemasaran mempunyai fungsi untuk mengusahakan agar pembeli
memperoleh barang yang dinginkan ditempat, waktu, bentuk, dan harga yang tepat
dengan cara :
·
Menggunakan kegunaan
tempat (place utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari daerah produksi
ke daerah konsumen.
·
Menaikan kegunaan waktu
(time utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari waktu belum diperlukan
ke waktu yang diperlukan.
·
Menaikan kegunaan
bentuk (form utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari bentuk semulla ke
bentuk yang lebih diinginkan.
Teori Strategi
Pemasaran
Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa
sasaran dan sebuah rencana yang komprehensif yang mengintegrasaikan segala resources dan capatibilities yang mempunyai tujuan jangka
panjang untuk memenangkan kompetisi. Jadi Strategi adalah rencana yang
mengandung cara komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan
pegangan untuk bekerja, berjuang dan berbuat guna memenangkan kompetisi. Untuk
menentukan mana yang terbaik tersebut akan tergantung dari kriteria yang
digunakan (http://strategi-bisnis.blogspot.com).
Perumusan strategi pemasaran didasarkan pada analisis
yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal
perusahan. Lingkungan eksternal perusahaan setiap saat berubah dengan cepat
sehingga melahirkan berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing
utama maupun dari iklim bisnis yang
senantiasa berubah. Konsekuensi perubahan faktor eksternal tersebut juga
mengakibatkan perubahan faktor internal perusahaan, seperti perubahan terhadap
kekuatan maupun kelemahan yang di miliki perusuhaan tersebut. Pimpinan suatu
organisasi, setiap hari berusaha mencari kesesuain antara kekuatan-kekuatan
internal perusahaan dan kekuatan-kekuatan eksternal (peluang dan acaman) suatu
pasar. Kegiatannya meliputi pengamatan secara hati-hati persaingan, pengaturan,
tingkat inflasi, siklus bisnis, keinginan dan harapan konsumen, serta
faktor-faktor lain yang dapat mengindetifikasi peluang dan acaman. Perusahaan
dapat mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut
peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu
disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar
perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan
eksternal., sehingga perusahaan dapat mengantispasi perubahan lingkungan
eksternal. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Definisi strategi
pertama dikemukakan oleh Chandler (1962) menyebutkan bahwa “Strategi adalah
tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi
semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut” (Rangkuti,
1997).
Strategi pemasaran adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan faktor internal pada strategi
perusahaan dengan tantangan dari lingkungan berbagai faktor eksternal yang ada
kemudian dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai
melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan, sehingga dapat terhindar dari
serangan para pesaing.
Menurut Swastha (2001), aturan dalam strategi pemasaran :
a. Proses
berpikir yang mendahului tindakan.
b. Pengetahuanmengenai
jumlah merupakan kiunci penting.
c. Strategi
tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasika yang lambat.
d. Kemenangan
harus menunjukan nilai dari tujuan.
e. Menyerang
hanya terhadap yang dapat diserang.
f. Bertahan
adalah bentuk terkuat dari persaingan.
g. Superioritas
dalam faktor persaingan yang mendasar adalah segalanya.
h. Tidak
terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
i.
Strategi membutuhkan
pengembangan kekuatan yang unik.
Menurut
Rangkuti (1997), unsur-unsur pemasaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga
unsur utama, yaitu : unsur stategi persaingan, unsur strategi pemasaran, unsur
nilai pemasaran.
1. Unsur
strategi persaingan, dapat dikelompokkan menjadai tiga :
a.
Segmentasi pasar,
adalah tindakan mengindetifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau
konsumen secara terpisah.
b.
Targeting, adalah suatu
tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yanag akan di masuki.
c.
Positioning, adalah
penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan
mengkomunikasikan keunggulan bersaing prosuk yang ada di pasar kedalam benak
konsumen.
2. Unsur
Strategi Pemasaran, terdapat dua unsur strategi pemasaran :
a.
Diferensiasi, yang
berkaitan dengan cara membangun strategi pemasaran dalam berbagai aspek di
perusahaan. Kegiatan membangun strategi pemasaran inilah yang membedakan
diferensiasi yang dilakukan suatu perusahaan dengan yang dilakukan oleh
perusahaan yang lain.
b.
Bauran pemasaran, yang
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga, promisi, dan tempat.
3. Unsur
nilai pemasaran, dapat dikelompokan menjadi tiga, yaitu :
a.
Merek atau brand,
adalah nilai yang berkaitan dengan nama nilai yang dimiliki dan melekat pada
suatu perusahaan.
b.
Pelayanan atau service,
adalah nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada konsumen.
c.
Proses, adalah nilai
yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap karyawan terlibat dan memiliki rasa
tanggung jawab dalam proses memuaskan konsumen, baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
Tipe-tipe Strategi
Pemasaran
Pada prinsipnya
strategi dikelompokna berdasarkan tiga tipe strategi yaitu, strategi manajemen,
strategi investasi dan strategi bisnis.
Strategi Manajemen
Strategi manajemen meliputistrategi yang dapat dilakukan
oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara mikra misalnya,
strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi,
strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan, dan sebagainya.
Strategi Investasi
Strategi ini merupakan kegiatan yang berorientasi pada
investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan
yang agresif atau berusahan mengandakan penetrasi pasar, strategi bertahan,
strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi, dan
sebagianya.
Strategi Bisnis
Strategi bisnis sering juga disebut strategi bisnis
fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan
manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional,
strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang
berhubungan dengan keuangan.
UNSUR-UNSUR UTAMA
PEMASARAN
Unsur Strategi
Persaingan
Unsur strategi
persaingan dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu :
a. Segmentasi
pasar
Yaitu
tindakan mengidentifikasikan dan membentuk kelompok pembeli atau konsumen
secara terpisah. Masing-masing segmen konsumen ini memiliki karakteristik,
kebutuhan produk, dan bautan pemasaran tersendiri.
b. Targeting
Targeting
adalah suatu tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar yang akan dimasuki.
c. Positioning
Adalah
penetapan posisi pasar. Tujuan positioning ini adalah untuk membangun dan
mengkomunikasikan keunggulan bersaing produk yang ada di pasar ke dalam benak
konsumen.
Unsur Taktik Pemasaran
Terdapat dua taktik
pemasaran yaitu :
Deferinsiasi, yang berkaitan dengan cara membangun
strategi pemasaran dalam berbagai aspek di perusahaan. Kegiatan membangun
strategi pemasaran inilah yang membedakan diferensiasi yang dilakukan suatu
perusahaan dengan yang dilakukan oleh perusahaan lain.
Bauran pemasaran yang berkaitan
dengan kegiatan-kegiatan mengenai produk, harga, promosi dan tempat.
Unsur Nilai Pemasaran
Nilai pemasaran dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Merek
atau brand, yaitu nilai yang berkaitan dengan nama atau nilai yang dimiliki dan
melekat pada suatu perusahaan. Sebaiknya perusahaan senantiasa berusaha
meningkatkan brand equity-nya.
Jika brand equity ini dapat dikelola dengan baik
perusahaan yang bersangkutan setidaknya akan mendapatkan dua hal, yaitu :
·
Para konsumen akan
menerima nilai produknya. Mereka dapat merasakan semua manfaat yang di peroleh
dari produk yang mereka beli dan merasa puas karena produk itu sesuai dengan
harapan mereka.
·
Perusahaan itu sendiri
memeperoleh nilai melalui loyalitas pelanggan terhadap merek, yaitu peningkatan
margin keuntungan, keunggulan bersaing, dan efesiensi serta efektivitas kerja
khususnya pada program pemasaran.
b. Pelayanan
atau service, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemberian jasa pelayanan kepada
konsumen. Kualitas pelayana kepada konsumen ini perlu terus-menerus
diringkatkan.
c. Proses,
yaitu nilai yang berkaitan dengan prinsip perusahaan untuk membuat setiap
karyawan terlibat dan memiliki rsa tanggung jawab dalam proses memuaskan
konsumen, baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Konsep Pemasaran untuk
Analisi Kasus
Kemampuan analisis pemasaran adalah faktor yang sangat
penting untuk keberhasilan perusahaan. Jika suatu perusahaan dapat menjual
lebih banyak prosuk yang sama, dengan kualitas yang sama, dengan harga yang
lebih mahal, atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih berhasil,
perusahaan tersebut relatif telah berhasil menggunakan kemampuan analisis
pemasarannya.
Evaluasi parameter pemasaran untuk analisis kasus
meliputi :
1. Lingkungan
pemasaran, seperti pasar, konsumen, kesan, pesaing, kecendrungan ekonomi, iklim
usaha, dan kondisi sosial serta perubahannya.
2. Kegiatan
pemasaran, seperti prosuk, harga, saluran distribusi, iklan, penjualan tatap
muka, publisitas, dan promosi.
3. Manajemen
pemasarab, seperti tujuan, organisasi, pengendalian, dan program
Berbagai pernyataan akan timbul dalam analisis suatu
kasus misalnya :
1. Produk
apa menurut pihak manajemen , laku dijual? Produk apa yang diinginkan oleh
konsumen? Produk apa yang dapat memuaskan keinginan konsumen?
2. Kekuatan
lingkungan yang bagaimana yang dapat mempengaruhi prospek pasar, pesaing, dan
konsumen?
3. Masalah
serta peluang apa yang dihadapi atau akan muncul yang disebabkan oleh semua
faktor diatas?
Analisi SWOT Sebagai
Alat Formulasi Strategi
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.
Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunies), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses)
dan ancaman (Threats). Proses
pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi,
tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencanaan
strategis (Strategic Planner) harus
menganalisis faktor-faktor strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang
dan acaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis
Situasi. Model yang paling populer untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.
Penelitaian menunjukan bahwa kinerja
perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua
faktor tersebut harus di pertimbangkan dalam analisis SWOT. SWOT adalah
singkatan dari lingkungan Internal
Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal Opportunities dan threats
yang dihadapi dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal
Peluang (Opportunies) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal
Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses).
Alat yang dipakai untuk menyususn
faktor-faktor strategis perusahaan adalah bentuk matrik SWOT. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan acaman eksternal yang dihadapi
perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis,
Matrik dapat dilihat pada Tabel dibawah ini.
Tabel . Bentuk Matrik SWOT
INTERNAL
EKSTERNAL
|
STRENGTHS (S)
|
WEAKNESSES (W)
|
OPPORTUNIES (O)
|
STRATEGI (SO)
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang
|
STRATEGI (WO)
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk
memanfaatkan peluang
|
TREATHS (T)
|
STRATEGI (ST)
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman
|
STRATEGI (WT)
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
|
Keterangan :
- Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan,
yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan
peluang sebesar-besarnya.
- Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang
dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.
- Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang
yang ad dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.
- Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat
defenisif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari
ancaman.
(Rangkuti, 1997)
Kerangka Pikir
Industri rumah tangga (IRT) Sumber
Rizky sebagai produsen kripik singkong. Setiap usaha industri kecil maupun
besar, langkah awal yang diambil yaitu membuat perencanaan sebuah strategis
sebagai kekuatan awal untuk menjalankan sebuah usaha agar dapat masuk
keberbagai segmen pasar yang diinginkan, sehingga dapat bersaing sesama para
pesaing pelaku dasar itu sendiri.
Mendirikan usaha tidak lepas dari
kendala yang muncul dari dalam maupun dari luar lingkungan sekitar usaha atau
perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan terjasinya persaingan, agar dapat
bertahan untuk itu dibutuhkan sebuah “strategi”. Strategi adalah suatau alat
yang direncanakan dari fungsi manaajemen yang dimiliki suatu usaha atau
perusahaan untuk mengalokasikan semua sumber daya yang ada sehingga dapat
memenangkan kompetisi. Penulis berasumsi bahwa strategi bisnis dapat membantu
dan memperbaiki strategi pemasran suatu usaha IRT atau perusahaan dengan cara
memanfaatkankinerja manajer dari fungsi-fungsi kegiatan manajemen di suatu
perusahaan, misalnya strategi operasional, strategi custumer intimacy
(keintiman terhadap pelanggan), dan strategi keunggulan produk. Strategi
keunggulan produk itu sendiri yang menjadi strategu utama pada IRT Sumber Rezky.
Untuk menentukan strategi-strategi tersebut dilakukan analisis SWOT dalam
bentuk matriks. Dimana, analisis ini dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang
yang ada serta meminimalisasikan kelemahan dan acaman yang ada dimiliki suatu
perusahaan.
Secara skematis kerangka pemikiran
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar . Skema Kerangka Pikir
Industri Rumah Tangga Sumber Rezky
|
Peluang (O)
Eksternal
|
Kelemahan (S)
Internal
|
Strategi pemasaran
“Strategi Bisnis Keunggulan Produk”
|
Kelemahan (W)
Internal
|
Ancaman (T)
Eksternal
|
Keterangan :
BAB
III
METODE PENELITIAN
1.1.
Waktu
dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Maluhu Kecamatan Tenggarong Kabupaten Kutai
Kartanegara. Waktu penelitian dimulai dari bulan April sampai dengan Mei 2016.
1.2.
Definisi
Operasional
Berbagai batasan operasional yang ada dibawah ini
bertujuan menghindari kesalah pahaman dan kekeliruan dalam penafsiran, yakni
sebai berikut :
1.
IRT Sumber Rezky
merupakan tempat penelitian yang dilakukan di usaha IRT Sumber Rezky
2.
Strategi pemasaran
adlah sebuah rencana dari IRT Sumber Rezky yang disatuka, menyeluruh dan
terpadu yang mengaitkan keunggulan faktor internal pada strategi perusahaan
dengan tantangan dari lingkungan berbagai faktor eksternal yang ada kemudian
dirancang untuk memastikan bahwatujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui
pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan, sehingga dapat terhindar dari serangan
para pesaing.
3.
Strenghts disini
merupakan kekuatan-kekuatan yang dimiliki IRT Sumber Rezky.
4.
Weaknesses disini
merupakan kelemahan-kelemahan yang dimiliki IRT Sumber Rezky.
5.
Oportunies disini
merupakan berbagai peluang yang muncul terhadap IRT Sumber Rezky.
6.
Treaths disini
merupakan berbagai ancaman yang muncul terhadap IRT Sumber Rezky.
1.3. Sumber Data
Datanya bersumber dari :
1.
Pengumpulan data primer
adalah data yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung ke lokasi
penelitian yang dilanjutkan dengan wawancara mendalam (interview) kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan
yang telah disusun dengan masalah yang akan diteliti agar peneliti menjadi
lebih mendalam dan akurat.
2.
Pengumpulan data
sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi pemerintah dan lembaga-lembaga
terkait dan informasi dalam bentuk yang sudah
jadi berupa publikasi, yaitu buku-buku atau studi kepustakaan.
1.4.
Metode
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
dua cara, yaitu penelitian lapangan (field work research) dan penelitian
perpustakaan (libary research). Penelitian lapangan (field work research),
yaitu dengan mengadakan wawancara kepada IRT Sumber Rezky dengan melakukan
observasi diiringi pencatatan dan dokumentasi. Penelitian perpustakaan (libary
research), yaitu pengumpulan data-data dari bahan kepustakaan dengan mengutip
bagian-bagian yang relevan dan diperlukan dalam penelitian serta di dukung oleh
sejumlah informasi dari instansi terkait.
1.5. Metode
Analisis
Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
untuk hipotesis a digunakan analisis deskrptif dan hipotesis b digunakan
analisis SWOT dan strategi bisnis sebagai gambaran dan masukan dalam menentukan
strategi pemasarannya dengan cara memanfaatkan kinerja manajer dari
fungsi-fungsi kegiatan manajemen di
suatu perusahaan, misalnya strategi operasional, strategi costumer intimacy (keintiman dengan pelanggan), dan strategi
keunggulan produk. Sehingga dapat menentukan kekuatan dan kelemahan didalam
maupun peluang dan acaman yang dimiliki suatu usaha Industri Rumah Tangga (IRT)
atau perusahaan. Kemudian data yang diperoleh dimasukan kedalam bentuk “matrik
SWOT” yang terdiri dari strength, weakness, opportunies, and treath.
Menentukan suatau strategi pemasaran pada suatu usaha
atau perusahaan, terlebih dahulu mengumpulkan data dan mengidentifikasi
berbagai faktor eksternal (peluang dan ancaman), dan faktor internal (kekuatan
dan kelemahan) yang ada pada perusahaan tersebut. Identifikasi dapat dilakukan
dengan cara “analisis SWOT”. Sehingga faktor eksternal dan internal dapat
dianalisis yang akan menghasilkan sebuah “strategi”.
Cara membuat analisis SWOT melalui tiga tahapan yaitu :
1.
Tahap pengumpulan
data, dimana tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data dari beberapa faktor
internal (kelemahan dan kekuatan) tetapi juga menganalisis data tersebut agar
dapat diketahui nilai bobot ratingnya
dengan menggunakan Matrik faktor strategi eksternal dan internal.
2.
Tahap analisis,
dimana semua informasi yang berpengarug terhadap kelangsunagan perusahaan dapat
digambarkan secara jelas, bagaimana peluang dan ancaman yang dihadpi perusahaan
dapat disesuaikan dengan kekuaatan dan kelemahan yang dimiliki.
3.
Tahap pengambilan
keputusan, dimana semua data yang telah dianalissi akan menghasilkan beberapa
alternatif untuk memperbaiki sistem pemasarannya.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik (Kutai Kartanegara
dalam angka : 2012)
Daniel, Moehar. 2002. Metode Penelitian
Sosial Ekonomi, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan
(Kutai Kartanegara 2013)
Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan.
2012. Jakarta.
Fahrul 2010. Analisis Pendapatan Peternak
Sapi Potong di Kecamatan Tanete Rilau Kabupaten Barru. Skripsi Fak. Peternalan
Universitas Hassanudin. Jakarta : PT. AgroMedia Pustaka.
Kanisius. 2000. Petunjuk Beternak Sapi
Potong, Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Peternakanunhas.2011.Beternak
Sapi Potong. http://peternakanunhas.blogspot.com/2011/04/beterna-sapi-potong.html.
Diakses : 25 Mei 2014
Rahim & Retno. 2007. Ekonomika
Pertanian (Pengantar, Teori, dan Kasus),
Jakarta : Penebar Swadaya
Riszqina. 2006. Analisis Pendapatan Peternak Sapi Potong dan Sapi
Bakalan Karapan di Pulau Sapudi Kabupaten Sumenep. Skripsi Fak. Peternakan
Universitas Diponogoro.
Siregar. 2009. Penggemukan Sapi. Jakarta
: Penebara Swadaya.
Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani,
Jakarta : Universitas Indonesia.
Soeprapto Herry & Abidin Zainal
2006. Cara Tepat Penggemukan Sapi Potong.
Suratiyah. 2006. Ilmu Usaha Tani.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Tanari, M. Estimasi Dinamika Populasi
dan Produktivitas Sapi Bali, Universitas Gajah
Mada, Yogyakarta, 2000.
No comments:
Post a Comment