BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
Pembangunan sektor industri secara
Nasional diarahkan untuk mendorong terciptanya struktur ekonomi yang seimbang
dan kokoh yang meliputi aspek perubahan ekonomi. Fokus perhatian pembangunan
sektor ekonomi dirasa perlu diberikan pada subsektor industri kecil dan
kerajinan yang memiliki potensi dan peranan penting. Keberadaannya yang
sebagian besar di daerah pedesaan tentunya menjadikan industri kecil dan
kerajinan ini memberikan sumbangan bagi daerahnya. Keberadaan industri
kecil menunjukkan eksistensinya dalam meningkatkan perekonomian. Industri kecil
mempunyai kemampuan memanfaatkan bahan baku dan menghasilkan barang dan jasa.
Bukti keberadaan industri kecil itu yaitu dengan dibukanya suatu lapangan kerja
baru sehingga dapat mengurangi pengangguran. Begitu juga dengan industri kecil
keripik singkong. Seiring dengan semakin globalnya era modernisasi dimana
industri kecil mulai berkembang, baik melalui peningkatan teknologi maupun
peningkatan produktivitas sehingga semakin memperketat persaingan diantara
pemilik usaha kecil ( Soekartawi, 1991).
Dengan demikian industri kecil keripik
singkong mengalami persaingan sehingga sangat diperlukan adanya
strategi-strategi usaha dalam pengembangan usaha. Salah satu penyebab industri
kecil kalah bersaing yaitu kurangnya strategi pemasaran. Dalam melakukan upaya
pemasaran dikatakan berhasil apabila pembeli melakukan pembelian ulang
dan pembeli merekomendasikan produk ke orang lain. Untuk mendapatkan hasil
pemasaran yang sesuai, maka secara umum harus mampu
menentukan strategi pemasaran.
Strategi pemasaran merupakan kunci berhasilnya
penjualan suatu produk. Strategi yang dilakukan yaitu, mengenali pelanggan hal
ini mempermudah dalam menyusun strategi pemasaran yang efektif dan
menghindarkan Usaha Industri Rumah Tangga dari pembuangan biaya dan waktu yang
sia-sia karena sudah memiliki pelanggan tetap. Melakukan promosi
dengan pengenalan produk/promosi kepada konsumen maka Usaha Industri Rumah
Tangga dapat menjaring pelanggan yang lebih lebih banyak, memilih Lokasi yang
Strategis merupakan salah satu strategi Usaha Industri Rumah Tangga untuk
menjaring pelanggan sehingga mempermudah jangkauan konsumen,
Menjalin hubungan yangbaik dengan Konsumen merupakan kunci terakhir yang
harus diterapkan pada Usaha Industri Rumah Tangga untuk mencapai kesuksesan
dalam usaha.
Untuk menggambarkan kondisi dan
mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep usaha yang berdasarkan faktor
internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu Strengths, Weakness,
Opportunities dan Threats. Analisis SWOT terdiri dari
empat faktor, yaitu: Strengths(kekuatan) adalah kondisi
kekuatan yang terdapat dalam proyek atau usaha yang ada. Kekuatan yang
dianalisis merupakan faktor yang terdapat dalam tubuh proyek atau usaha itu
sendiri. Weakness (kelemahan) adalah kondisi kelemahan yang
terdapat dalam proyek atau usaha yang ada.Kelemahan yang dianalisis merupakan
faktor yang terdapat dalam proyek atau usaha itu sendiri. Opportunities (peluang) adalah
kondisi peluang berkembang di masa akan datang yang terjadi. Kondisi yang
terjadi merupakan peluang dari luar proyek atau usaha itu sendiri. Threats(ancaman)
adalah kondisi yang mengancam dari luar, ancaman ini dapat mengganggu proyek
atau usaha itu sendiri.
Dengan mengetahui Kekuatan/kelemahan (internal), dan peluang/ancaman (eksternal)
pada Usaha Industri Rumah Tangga yaitu usaha Kripik
singkong, sehingga menjadi dasar untuk penetapan tujuan
dan penetapan strateg pemasarani. Tujuan dan strategi
ditetapkan dengan maksud memanfaatkan kekuatan internal dan mengatasi
kelemahan. Maka dari itu penulis tertarik untuk membuat tulisan mengenai
Strategi Pemasaran Kripik Singkong pada Industri Rumah Tangga dengan
Menggunakan Analisis SWOT.
1.2. Rumusan Masalah
1.
Apa sajakah yang menjadi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman pemasaran keripik singkong
pada Industri Rumah Tangga ?
2.
Bagaimanakah strategi pemasaran keripik
singkong pada Industri Rumah Tangga ?
1.3. Tujuan
1.
Mengidentifikasi kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman pada pemasaran keripik singkong
pada Industri Rumah Tangga.
2.
Menentukan strategi pemasaran keripik
singkong pada Industri Rumah Tangga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.
Sekilas Tentang Tanaman Singkong
Menurut Rukmana (1997), uraian dalam
sistematika (taksonomi) tumbuhan, kedudukan tanaman ubikayu
atau singkongdiklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Euphorbiales
Famili : Euphorbiaceae
Genus : Manihot
Spesies : Manihotes culenta Crantz sin
S
4
ingkong atau cassava atau ketela pohon sudah lama
dikenal dan ditanam oleh penduduk di dunia. Hasil penelusuran para pakar botani
dan pertanian menunjukkan bahwa tanaman ubikayu berasal dari kawasan benua
Amerika beriklim tropis. Dalam perkembangan selanjutnya,singkong menyebar
ke berbagai negara di dunia yang tumbuh dan berkembang pada posisi 300 lintang
utara dn 300 lintang selatan di dataran rendah sampai dataran
tinggi 2.500 m di atas permukaan laut yang bercurah hujan antara 500 mm – 2.500
mm/tahun. Di Indonesia, tanaman ubikayu tumbuh dan berproduksi di dataran
rendah sampai dataran tinggi, yakni antara 10 m – 1.500 m dpl. Daerah yang
paling ideal untuk mendapatkan produksi yang optimal adalah daerah dataran
rendah yang mempunyai ketinggian antara 10 m – 700 m dpl. Semakin tinggi daerah
penanaman dari permukaan laut, akan makin lambat pertumbuhan tanaman ubikayu
sehingga umur panennya semakin lama. Tanaman ubikayu membutuhkan kondisi iklim
panas dan lembab. Kondisi iklim yang ideal adalah daerah yang bersuhu minimum 100c,
kelembapan udara (rH) 60 % - 65 % dengan curah hujan 700 mm - 1.500 mm/tahun,
tempatnya terbuka dan mendapat penyinaran matahari 10 jam/hari. Keadaan tanah
yang paling baik untuk tanaman ubikayu adalah tanah berstruktur remah, gembur,
banyak mengandung bahan organik, aerasi dan draenasi baik, serta mempunyai pH
tanah minimum 5. Tanaman ubikayu toleran pada pH 4,5 – 8,0, tetapi yang paling
baik adalah pada pH 5,8.
Ubikayu atau Manihot
esculentaCrantz menurut para sarjana botani, singkong berasal dari
Brazil. Dari Brazil singkong diperkirakan para ahli menyebar ke benua Afrika,
Madagaskar, India, Hindia Belakang terus ke Tiongkok dan akhirnya berlabuh di
Indonesia. Ubikayu termasuk keluarga EupharbiaceaeBatangnya berkayu, tumbuh
tegak, beruas, dan berbuku-buku. Warnanya bermacam-macam dan tingginya bisa
mencapai 3 meter. Warna batang hijau muda dan setelah tua berubah menjadi hijau
kelabu, atau putih kelabu, ataupun coklat. Daunnya tumbuh di sepanjang batang
dengan tangkai yang agak panjang. Daunnya mudah gugur dan biasanya yang berdaun
hanya bagian atas dekat pucuk. Ubikayu berumbi, dan umbinya ini memiliki pati
yang mengandung karbohidrat.
Ubikayu ini sebenarnya mulai umbi, batang, sampai
daunnya mengandung racun asam biru (HCN), namun tidak sama kandungannya untuk
setiap jenis ubi kayu. Adapun varietas ubikayu yang terkenal sudah tersebar di
masyarakat antara lainaipin mangi, aipin valenca, mandioca basiorao, mandioka
sao pedro parato, bogor, muara, dan betawi. Menurut Lingga (1989), berdasarkan
umurnya, ubi kayu terbagi atas:
1.
Berumur pendek ubikayu yang berumur pendek artinya usia sejak mulai tanam
sampai musim panen relatif lebih singkat yakni berumur 5-8 bulan. Dalam usia
ini ubikayu dapat dipanen dengan hasil maksimal.
2.
Berumur panjang ubikayu yang berumur panjang yaitu antara 9 – 10 bulan.
Paling tepat kalau dipanen setelah berumur 12-18 bulan.Apabila panen ditunda
dari usianya maka hasilnya akan berkurang karena umbinya banyak yang berkayu
2.
Konsep Dasar Pemasaran
Pasar atau market, menurut Kotler (2000:9) yaitu
sekumpulan pembeli danpenjual yang melakukan transaksi sebuah produk atau
kelompok produk tertentu. Pemasaran atau marketing, menurut Kotler (2000:9)
yaitu suatu proses social yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa
yang mereka butuhka dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara
bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Kotler (2000:3), ada 10 jenis produk, yang
merupakan bagian dari ruang lingkup pemasaran, yakni:
1.
Goods: Barang-barang fisik.
2.
Services: Jasa/pelayanan
yang bersifat non fisik, yang menyertai atau tidak menyertai produk barang
fisik.
3.
Experiences: Pengalaman kegiatan
atau seseorang yang dapat dinikmati oleh orang lain.
4.
Events: Kegiatan atau
peristiwa yang dibutuhkan oleh orang banyak.
5.
Persons: Keahlian atau
ketenaran seseorang.
6.
Places: Tempat atau kota
yang memiliki keunggulan, keunikan (sejarah) atau keindahan.
7.
Properties: Hak kepemilikan bisa
berupa benda nyata (real estate) atau financial (saham dan obligasi).digunakan
oleh pemasaran agar produknya dapat memasuki pasar sasaran atau target market.
8.
Organizations: lembaga atau wadah
yang dapat memberikan citra atau nili jual dari suatu produk.
9.
Informtion: informs yang dapat
diproduksi dan dipasarkan.
10.
Ideas: gagasan yang
yang menghasilkan produk yang diminati oleh konsumen.
Kesepuluh jenis produk inilah yang merupakan ruang lingkup dari produk yng
dikelola oleh aktivitas pemasaran (Laksana, 2008).
Menurut Kotler (2000), item bauran pemasaran
meliputi;
1.
Product
·
Keragaman produk
·
Kualitas
·
Design
·
Ciri
·
Nama merek
·
Kemasan
·
Ukuran
·
Pelayanan
·
Garansi
·
Imbalan
2.
Price
·
Daftar harga
·
Diskon
·
Potongan harga khusus
·
Periode pembayaran
3.
Promotion
·
Promosi penjualan
·
Tenaga penjualan
·
Pemasran langsung
4.
Place
·
Saluran pemasaran
·
Cakupan pasar
·
Pengelompokan
·
Lokasi
·
Transportasi
Volume penjualan yang menguntungkan merupakan tujuan dari
konsep pemasaran, artinya laba diperoleh melalui pemuasan konsumen. Dengan laba
ini, perusahaan dapat tumbuh dan berkembang, dapat menggunakan kemampuan yang
lebih besar, dapat memberikan tingkat kepuasan yang lebih besar kepada
konsumen, serta dapat memperkuat kondisi perekonomian secara keseluruhan
(Swastha, 2001)
Menurut Sarma (1991), pemasaran mempunyai fungsi untuk
mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu,
bentuk, dan harga yang tepat dengan cara:
1.
Menggunakan kegunaan tempat (place
utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari daerah produksi ke daerah
konsumen.
2.
Menaikkan kegunaan waktu (time
utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari waktu belum diperlukan ke
waktu yang diperlukan.
3.
Menaikkan kegunaan bentuk (form
utility) yaitu mengusahakan barang dan jasa dari bentuk semula ke bentuk
yang lebih diinginkan.
3.
Teori Strategi Pemasaran
Strategi adalah cara terbaik untuk mencapai beberapa
sasaran dan sebuah rencana yang komprehensif yang mengintegrasikan segala
resources dan capabilities yang mempunyai tujuan jangka panjang untuk
memenangkan kompotisi. Jadi strategi adalah rencana yang mengandung cara
komprehensif dan integrative yang dapat dijadikan pegangan untuk bekerja,
berjuang dan berbuat guna memenangkan kompotisi. Untuk menentukan mana yang
terbaik akan tergantung dari kriteria yang digunakan.
Perumusan strategi pemasaran didasarkan
pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh factor-faktor lingkungan
eksternal pada Usaha Industri Rumah Tangga. Lingkungan eksternal pada
Industri Rumah Tangga setiap saat berubah dengan cepat sehingga melahirkan
berbagai peluang dan ancaman baik yang datang dari pesaing utama maupun dari
iklim bisnis yang senantiasa berubah.
Strategi pemasaran adalah rencana yang disatukan,
menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan factor internal pada strategi
Usaha Industri Rumah Tangga dengan tantangan dari lingkungan berbagai factor
eksternal yang ada kemudian dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama Usaha
Industri Rumah Tangga dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh Usaha
Industri Rumah Tangga, sehingga dapat terhindar dari serangan para pesaingnya.
Menurut Swastha (2001), aturan dalam strategi pemasaran :
1.
Proses berfikir yang mendahului tindakan.
2.
Pengetahuan mengenai jumlah merupakan kunci penting.
3.
Strategi tindakan yang dilakukan dengan cepat akan mendominasi yang lambat.
4.
Kemengan harus menunjukkan nilai dari tujuan.
5.
Menyerang hanya terhadap yang dapat diserang.
6.
Bertahan adalah bentuk terkuat dari persaingan.
7.
Superioritas dalam factor persaingan yang mendasar adalah segalanya.
8.
Tidak terkalahkan adalah merupakan pertahanan yang sebenarnya.
9.
Strategi membutuhkan pengembangan kekuatan yang unik.
4.
Analisis Swot
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi Usaha Industri
Rumah Tangga. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
Proses penganmbilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan
Misi, Tujuan, Strategi, dan kebijakan Usaha Industri Rumah Tangga. Dengan
demikian perencanaan strategis (Strategic Planner) harus menganaslisis
factor-factor strategi Usaha Industri Rumah Tangga (Kekuatan, Kelemahan,
Peluang dan Ancaman) dalam kondisi yang ada dalam saat ini.
Hal ini disebut dengan analisis Situasi. Model yang
paling popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. SWOT adalah
singkatan dari lingkungan intern strengtsh dan weaknesses serta lingkungan
ekstern Opportunities dan Threats yang dihadapi didunia bisnis. Analisis SWOT
membandingkan antara factor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman
(Threats) dengan factor internal Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan
(weaknesses). Alat yang dipakai untuk menyusun factor-factor strategis Usaha
Industri Rumah Tangga adalah bentuk Matriks SWOT. Matrik ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana Peluang dan Ancaman eksternal yang
dihadapi Industri Rumah Tangga dapat disesuaikan dengan Kekuatan dan Kelemahan
yang dimilikinya. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan
alternatif strategis.
Matrik dapat dilihat pada table di bawah ini.
Table 1. Bentuk Matrik SWOT
INTERNAL
EKSTERNAL
|
STRENGTHS
(S)
Factor-factor
kekuatan internal
|
WEAKNESESS
(W)
Factor-factor
kelemahan internal
|
OPPORTUNIES
(O)
Factor-faktor
peluang eksternal
|
STRATEGI
SO
Ciptakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
|
STRATEGI
WO
Ciptakan
strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
|
TREATHS
(T)
Factor-factor
ancaman eksternl
|
STRATEGI
ST
Ciptakan
strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
|
STRATEGI
WT
Ciptakan
strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
|
Sumber : Rangkuti, Freddy (1997)
Keterangan :
·
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pemikiran Industri Rumah Tangga atau
perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan segala kekuatan untuk merebut dan
memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
·
Strategi ST
Ini adalah strategi dalam menggunkan kekuatan yang dimiliki Industri Rumah
Tangga atau perusahaan untuk mengatasi Ancaman.
·
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan
cara meminimalkan kelemahan yang ada.
·
Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan
berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. (Rangkuti,
1997).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman Pada Usaha Industri Rumah Tangga
3.1.1 Beberapa Kekuatan yang dimiliki Industri Rumah
Tangga
1.
Lokasi yang cukup strategis, berada
ditempt yang penduduknya banyak.
2.
Keunggulan produk ( cita rasa, kemasan dan kesehatan)
3.
Memiliki pelanggan tetap
4.
Bersikap jujur dan ramah terhadap pelanggan dan pemasuk ubi kayu.
3.1.2 Beberpa Kelemahan yang dimiliki Industri Rumah Tangga
1.
Kurangnya pengalaman dalam berbisnis
2.
Tidak menggunakan jasa promosi atau iklan visual dan non visual
3.
Tidak ada hubungan kerja sama dengan investor
4.
Tidak memiliki angkutan pribadi
3.1.3 Beberpa Peluang yang dimiliki Industri Rumah Tangga
1.
Kemungkinan memiliki banyak cabang di wilayah jawa timur
2.
Bisa membuka lapangan kerja baru bagi pengangguran
3.
Kemungkinan para investor
bisa masuk
3.1.4 Beberapa Ancaman yang dimiliki Industri Rumah
Tangga
1.
Kecenderungan masyarakat membeli di supermarket
2.
M
14
unculnya usaha yang sejenis
3.
Peningkatan peraturan pemerintah yang menjadi syarat untuk mendirikan suatu
usaha harus membuat berbagai surat, seperti surat izin mendirikan usaha, dan
surat kesehatan (kebersihannya).
3.2 Analisis SWOT Sebagai Formulasi Strategi
Analisis SWOT adalah identifikasi
berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi Usaha Industri
Rumah Tangga. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses penganmbilan
keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan Misi, Tujuan,
Strategi, dan kebijakan Usaha Industri Rumah Tangga. Dengan demikian
perencanaan strategis (Strategic Planner) harus menganaslisis
factor-factor strategi Usaha Industri Rumah Tangga (Kekuatan, Kelemahan,
Peluang dan Ancaman) dalam kondisi yang ada dalam saat ini.
Hal ini disebut dengan analisis Situasi.
Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah analisis SWOT. Analisis
SWOT membandingkan antara factor eksternal Peluang (Opportunities) dan
Ancaman (Threats) dengan factor internal Kekuatan (Strengths)
dan Kelemahan (weaknesses). Alat yang dipakai untuk menyusun
factor-factor strategis Usaha Industri Rumah Tangga adalah bentuk Matriks SWOT.
Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana Peluang dan Ancaman
eksternal yang dihadapi Industri Rumah Tangga dapat disesuaikan dengan Kekuatan
dan Kelemahan yang dimilikinya.. Matrik dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Table 2. Bentuk Matrik SWOT
INTERNAL
EKSTERNAL
|
STRENGTHS
(S)
·
Lokasi yang cukup strategis, berada ditempt yng
pendudukny banyak.
·
Keunggulan produk ( cita rasa, kemasan dan
kesehatan)
·
Memiliki pelanggan tetap
·
Bersikap jujur dan ramah terhadap pelanggan dan
pemasuk ubi kayu.
|
WEAKNESESS
(W)
·
Kurangnya pengalaman dalam berbisnis
·
Tidak menggunakan jasa promosi atau iklan visual dan
non visual
·
Tidak ada hubungan kerja sama dengan investor
·
Tidak memiliki angkutan pribadi
|
OPPORTUNIES
(O)
·
Kemungkinan memiliki banyak cabang di wilayah jawa
timur
·
Bisa membuka lapangan kerja baru bagi pengangguran
·
Kemungkinan para investor bias masuk
|
STRATEGI
SO
·
mengandalkan keunggulan produk seperti selalu
membuat inovasi terhadap kemasannya, kualitas rasa dan kesehatannya serta
tetap menjaga pelayanan yang sebaik mungkin terhadap konsumen.
·
Memperluas jaringan keseluruh jawa timur
|
STRATEGI
WO
·
Menggunakan system penjualan door to door (rumah ke
rumah) atau penggunaan iklan
·
Menyewa angkutan umum sebagai transportasi dalam
penyaluran produk
|
TREATHS
(T)
·
Kecenderungan masyarakat membeli di supermarket
·
Munculnya usaha yang sejenis
·
Peningkatan peraturan pemerintah yang menjadi syarat
untuk mendirikan suatu usaha harus membuat berbagai surat, seperti surat izin
mendirikan usaha, dan surat kesehatan (kebersihannya).
|
STRATEGI
ST
·
Kembangkan saluran ke supermarket
·
Merger(menggabungkan) dengan usaha yang
sejenis
|
STRATEGI
WT
·
Mengurangi biaya produksi
·
Menjalin hubungan kerja sama dengan investor
|
Sumber : Rangkuti, Freddy (1997)
Tahap terakhir yaitu tahap pengambilan keputusan yang
bertujuan untuk menyusun beberapa strategi yang telah digambarkan oleh matriks
SWOT, sehingga strategi yang muncul dapat dijadikan sebagai acuan dalam
memperbaiki pemasaran pada Usaha Industri Rumah Tangga. Adapun strategi yang
dimaksud adalah :
1.
Mengandalkan keunggulan produk Kripik
Singkong seperti selalu membuat inovasi terhadap kemasannya, kualitas rasa
dan kesehatannya serta tetap menjaga pelayanan yang sebaik mungkin terhadap
konsumen.
2.
Memperluas usaha Kripik
Singkong keseluruh jawa timur
3.
Menggunakan system penjualan door to door (rumah ke rumah) atau penggunaan
iklan
4.
Menyewa angkutan umum sebagai
transportasi dalam penyaluran produk
5.
Kembangkan saluran ke supermarket
6.
Merger(menggabungkan) dengan
usaha yang sejenis
7.
Mengurangi biaya produksi
alasanya dengan cara mengurangi tenaga kerja dan tetap tidak mengurangi
jumlah produksi.
8.
Menjalin hubungan kerja sama dengan investor
3.3 Strategi Pemasaran Kripik Singkong Pada Industri
Rumah Tangga
Dalam melakukan pemasaran perlu
diperhatikan strategi pemasaran yang dijalankan usaha Industri Rumah Tangga
berkaitan dengan produk, harga, promosi, dan distribusi. Strategi pemasaran
adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari
sistem pemasaran. Empat variabel tersebut menunjukan pandangan-pandangan
penjual tentang kiat pemasaran yang tersedia untuk mempengaruhi pembeli, setiap
kiat pemasaran dirancang untuk memberikan manfaat-manfaat bagi pelanggan.
Adapun empat variabel tersebut adalah:
1.
Produk
Mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan
pengembangan yang tepat dipasarkan oleh Usaha Industri Rumah Tangga
merupakan hal yang sangat penting. Strategi dibutuhkan untuk mengubah produk
yang ada, merambat yang baru dan mengambil tindakan-tindakan lain yang
mempengaruhi bermacam-macam produk. Keputusan strategi dibutuhkan untuk
pengemasan, penentuan cap dan berbagai segi produk keripik Singkong.
2.
Harga
Dalam menentukan harga, manajemen harus menentukan
harga dasar yang tepat bagi produknya (Keripik Singkong). Manajemen harus
menentukan strategi yang menyangkut pada harga, pembayaran ongkos angkut dan
berbagai variabel yang berhubungan dengan harga.
3.
Promosi
Promosi adalah unsur yang didayagunakan untuk
memberitahukan dan membujuk konsumen tentang produk baru Usaha Industri Rumah
Tangga.
4.
Distribusi
Perantara pemasaran pada dasarnya merupakan faktor
lingkungan yang berada di luar jangkauan Usaha Industri Rumah Tangga,
seseorang eksekutif pemasaran tetap mempunyai ruang gerak yang luas pada saat
ia berhubungan dengan perantara. Tanggung jawab pemasaran adalah memilih dan
mengelola saluran perdagangan yang dipakai dalam menyalurkan produk (Keripik
Singkong) serta mengembangkan sistem distribusi untuk pengiriman dan penanganan
produk secara fisik.
Mendirikan suatu usaha baik usaha kecil maupun usaha
besar, harus membuat langkah awal, yaitu Strategi. Strategi sangat dibutuhkan
karena mampu menghasilkan hasil yang positif dari apa yang telah direncanakan
walaupun hasil yang didapat tidak begitu besar, serta didukung dengan
kreatifitas para pelaku bisnis yaitu mampu memanfaatkan SDA dan penggunaannya
tidak berlebihan dan juga pemerintah yang meminimalkan sistem birokrasi dalam
mendirikan usaha (bisnis) sehingga memudahkan para investor lokal asing untuk
bekerja sama.
Dalam menentukan Strategi Pemasaran suatu usaha atau
perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan Analisis SWOT, tetapi Analisis
SWOT kurang sempurna apabila tidak didukung dari beberpa teori yang ada pada
Strategi Bisnis.
Strategi bisnis sering juga disebut kegiatan bisnis
secara fungsional karena strategi ini menggunakan kinerja maneger pada
fungsi-fungsi kegiatan manajemen di Usaha Industri Rumah Tangga atau perusahaan
tersebut, misalnya strategi operasional, strategi keunggulan produk, dan
strategi yang berkaitan dengan keuangan. Terdapat tiga macam strategi dari
strategi bisnis yang mampu memajukan suatu usaha pada Usaha Industri Rumah
Tangga atau perusahaan, yaitu :
1.
Strategi yang pertama adalah pilihan
strategis yang berorientsi pada Product Ledership (keunggulan Produk), dimana
lebih mengutamakan kualitas produk Kripik Singkong mulai pilihan
nama, kemasan, cita rasa, maupung fungsinya serta kesehatan juga sangat
diperhitungkan.
2.
Strategi yang kedua adalah pilihan yang berorientasi
pada operational excellence (keunggulan operasional), dimana suatu usaha
yang membangun profesi bisnis yang super efesien. Harapannya, dengan efesiensi
proses ini, merek mampu menekan ongkos produksi, dan ujung-ujungnya mereka
bakal mampu menjual produknya dengan harga yang lebih kompotititf.
3.
Strategi yang ketiga adalah pilihan yang berorientasi pada coustomer
intimacy ( keintiman dengan pelanggan). Dalam kategori ini, yang paling utama
adalah membangun hubungan yang intim dengan para pelangganny, dengan harapan
akan terciptanya relasi yang langgeng dan berkelanjutan.
Penjelasan dari teori strategi bisnis
telah memberikan gambaran mengenai tiga strategi yang ada pada strategi bisnis.
Deretan ketiga strategi ini cukup memberikan konstribusi yang baik terhadap
perencanaan sebuah strategi disuatu Usaha Industri Rumah Tangga atau
perusahaan, dijamin akan menghantarkan sang pemainnya dalam keunggulan
terdepan. Sehingga Strategi pemasaran merupakan pendukung kelancaran
berlanjutnya Usaha Industri Rumah Tangga. memiliki strategi pemsaran yang
efektif menjadikan Usaha Industri Rumah Tanggaakan mampu
bersaing dalam memasarkan produk. Strategi pemasaran yang perlu
diterpkan pada Usaha Industri Rumah Tangga yaitu dengan mengenal pelanggan, melakukan
promosi, menentukan dan memilih lokasi yang strategis dan membangun relasi.
B
21
AB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Industri Rumah Tangga sebagai produsen
yang menghasilkan kripik singkong. Sistem penjualannya langsung ditempat
produksi (Rumah industri). Kekuatan yang dapat diandalkan Industri Rumah Tangga
yaitu keunggulan produk dan sikap jujur, ramah terhadap pelanggan. Kelemahan
yang ada di industri Rumah Tangga yaitu tidak menggunakan jasa promosi atau
iklan baik visual maupun non visual. Peluang yang diperoleh yaitu meningkatkan
ekonomi dan menciptakan lapangn kerja, ancaman yang dihadapi yaitu
kecenderungan konsumen terhadap supermarket sebagai pilihan untuk membeli
produk, strategi pemasaran yang digunakan adalah salah satu dari jenis strategi
bisnis yaitu keunggulan produk.
4.2 Saran
Untuk meminimalkan ancaman yang dihadapi Industri
Rumah Tangga perlu mengembangkan saluran pemasarannya ke supermarket dan
membuka cabang di berbagai tempat kota di wilayah Jawa Timur, sehingga
memperluas jaringan penjualan. Serta tetap mempertahankan strategi yang
diterapkan dalam pemasaran keripik singkong dalam menjalani usaha.
DAFTAR PUSTAKA
Kotler, Phillip., 2000, Manajemen Pemasaran,
Erlangga, Jakarta.
Laksana, Fajar., 2008, Manajemen Pemasaran,
Edisi Pertama, Graha Ilmu,
Lamb, Charles, W., 2001, Pemasaran,
Salemba Empat, Jakarta.
Lingga, Pinus, 1989, Bertanam Ubi-ubian,
Penebar Swadaya, Jakarta.
Rangkuti, Freddy., 1997, ANALISIS SWOT,
Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.
Rukmana, R., 1997, Ubi Kayu, kanisius,
Jakarta.Yogjakarta.
Sarma, M., 1991, Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian,
Fp-IPB, Bogor.
Soekartawi, 1991, Prinsip Dasar Ekonomi
Pertanian
Swastha, D.H, Basu., 2001, Azas-azas
Marketing, Edisi Kelima, Liberty, Yogjakarta.
No comments:
Post a Comment